Mahasiswa Akper Fakinah Alami Kekerasan
Sumberpost.com | Banda Aceh – Fitria Indriyani (20 tahun) terkejut ketika seorang laki-laki yang tidak ia kenal masuk ke ruang akademik Akademi Keperawatan (Akper) Teungku Fakinah seraya marah-marah, pada Selasa pagi, 22 November 2016.
Pagi itu, Fitria dan beberapa anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Akper Teungku Fakinah sedang bersih-bersih.
“Sekarang mau kalian apa? Kenapa kalian ganggu Pak Saleh ?” tanya laki-laki tak dikenal itu di ruang akademik yang terletak di lantai II Gedung Akper Teungku Fakinah, Banda Aceh.
Saleh yang dimaksud laki itu ialah Muhammad Saleh Suratno, Direktur Akper Teungku Fakinah yang diangkat melalui keputusan Mahkamah Agung pada 11 Oktober 2016 lalu. Saleh kemudian diberhentikan oleh Yayasan Teungku Fakinah pada 12 Oktober 2016.
Dalam video yang diperlihatkan kepada sumberpost.com, laki-laki yang berpakaian rapi dengan batik coklat itu juga sempat mencekik leher anggota BEM Akper Teungku Fakinah, Fakhrul Dirja yang kemudian lari menjauh dari laki-laki itu. Fakhrul yang dikejar terpaksa lompat dari lantai II Gedung Akper Teungku Fakinah untuk menghindari perdebatan dan perkelahian dengan laki itu.
Tak hanya Fakhrul, Ketua BEM Akper Teungku Fakinah, Amrinul Hasan juga terpaksa lompat dari lantai II akibat dikejar laki itu. Melihat peristiwa tersebut, anggota BEM lainnya berteriak histeris.
Laki yang tak dikenal itu kemudian kembali lagi ke ruang akademik dan ingin ambil paksa telepon di tangan Fitria. “Karena tak bisa, saya di tampar,” aku Fitria usai membuat laporan terkait kekerasan yang diterimanya di Polda Aceh, Kota Banda Aceh, pada Selasa sore, 22 November 2016.
Staf dan mahasiswa Akper Teungku Fakinah yang tak mengenal laki-laki itu, kemudian bertanya identitasnya. Namun laki tersebut tak menjawab.
Ada tiga mahasiswa yang menjadi korban kekerasan pada Selasa pagi tadi, yaitu dua mahasiswa Fitria Indriana dan Fakhrul Dirja, serta seorang staf Akademik, Cut Minofriani.
Pagi tadi, anggota BEM Akper Fakinah membersihkan ruangan akademik yang berantakan akibat kerusuhan kemarin, pada Senin, 21 November 2016.
Menurut Amrinul Hasan, kemarin pihak Yayasan Teungku Fakinah ingin mahasiswa kembali menjalani aktivitas perkuliahan seperti biasa. Namun, karena ada dua orang yang menganggap diri sebagai Direktur Akper Teungku Fakinah, yaitu Muhammad Saleh Suratno dan Nur Asiah, maka kedua pihak itu adakan pertemuan di Ruang Akademik Akper Fakinah untuk membahas terkait pemimpin Akper.
Saleh menganggap dirinya sebagai Direktur Akper Teungku Fakinah berlandaskan pada keputusan Mahkamah Agung 11 Oktober 2016 lalu. Sedangkan Nur Asiah berlandaskan pada SK yang dikeluarkan Yayasan Teungku Fakinah pada 12 Oktober 2016 tentang pemberhentian secara hormat kepada Saleh dari jabatannya sebagai direktur dan mengangkat Nur Asiah sebagai direktur periode 2016-2020.
Pertemuan Senin itu berlangsung panas hingga kerusuhan terjadi. Disebutkan Fitria, ada tiga orang yang mengalami kekerasan, yaitu Suri Rahmadina, Evi Suryani, dan Mufdar Alianur (pengacara Nur Asiah).
Kuasa Hukum Nur Asiah, Herni Hidayati menyebutkan, pihak yayasan memberhentikan Saleh sebagai direktur karena tidak memenuhi syarat yang ditetapkan, diantaranya karena Saleh merangkap jabatan sebagai Pembina Yayasan, lalu karena Saleh belum magister.
Proses Belajar Terganggu
Ketua BEM Akper Teungku Fakinah, Amrinul Hasan mengatakan, sejak Saleh ditetapkan sebagai direktur pada Oktober lalu, kegiatan belajar mahasiswa tidak berjalan efektif. “Memang betul-betul nggak jelas dan terganggu.”
Diantara sebabnya ialah adanya oknum dari luar kampus Akper yang tiba-tiba masuk lalu memaksa mahasiswa mengakui dan menerima keputusan Mahkamah Agung.
Pasca keributan pagi tadi, Amrinul memanggil semua mahasiswa Akper Teungku Fakinah dan meminta mereka pulang, karena kondisi sedang tidak aman. Karenanya, sama sekali tidak ada kegiatan belajar-mengajar.
Beberapa mahasiswa juga trauma akibat kejadian tadi. “Besok kalau ada kuliah kami berharap ada pengamanan dari pihak kepolisian supaya tidak ada oknum,” harapnya. []
Abd Hadi F | foto: Laki berbaju batik melakukan kekerasan terhadap mahasiswa Akper Teungku Fakinah