Rektor: Mahasiswa UIN Tidak Shalat Berjamaah Adalah Aib
Sumberpost.com | Banda Aceh – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Farid Wajdhi Ibrahim menyebutkan, mahasiswa UIN yang tidak mau shalat berjamaah adalah sebuah aib. Menurutnya, identitas utama yang seharusnya ada pada diri mahasiswa kampus ini adalah menegakan shalat berjamaah. Sebab hal ini yang membedakan antara mahasiswa kampus Islami dengan kampus lainnya.
“Kalian tidak pantas disebut mahasiswa UIN kalau tidak mau shalat berjamaah. Itulah sebabnya kami wajibkan setiap anak-anak kami masuk asrama, supaya keberadaan kalian di kampus ini dianggap pantas,” ucap Farid dengan lantang di hadapan 1200-an mahasantri saat acara wisuda Mahad (asrama) Al-Jamiah UIN Ar-Raniry di Auditorium Ali Hasjmy, Jum’at (19/5/2017).
Ia berujar, setiap tahunnya UIN Ar-Raniry mengelontorkan dana hingga 5 milyar hanya untuk mahad Al-Jamiah. Untuk itu, Farid berharap setiap mahasantri memaksimalkan waktunya dengan baik saat menjalani berbagai program yang ada di sana.
“Kami berusaha menyiapkan saudara agar mampu menghadapi tantangan yang jauh lebih berat ke depannya. Kalian saat ini diumpamakan seperti besi yang siap dibakar hingga merah, lalu ditumbuk-tumbuk. Ini adalah masanya kalian ditempa agar esok bisa jadi manusia yang lebih bernilai dan bermanfaat,” ujar Farid.
Kepala Mahad Al-Jamiah UIN Ar-Raniry, Nurchalis Sofyan mengatakan, hingga saat ini sudah 8948 alumni mahad yang diwisuda. Ia berujar, angkatan kali ini mahad berhasil mengajarkan 700-an mahasantri yang tidak mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
“Dari 800-an mahasantri yang tidak bisa baca Al-Qur’an, hari ini tinggal 100-an mahasantri saja yang tidak bisa baca Al-Qur’an,” kata Nurchalis dalam sambutannya.
Ia juga mengeluhkan agar klinik UIN Ar-Raniry dapat difungsikan pada malam hari. Hal ini dikarenakan banyaknya mahasantriwati yang sakit dan aktivitas mahad dilakukakan pada malam hari. Nurchalis juga meminta ke depan agar mahasantri mahad diberi waktu penuh pada hari Sabtu dan Minggu untuk melaksanakan berbagai program di asrama. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan kualitas para wisudawan mahad nantinya.
Salah seorang Mahasantriwati Terbaik, Khairayani mengatakan, kehadiran Mahad Al-Jamiah menjawab berbagai tantangan hari ini. Ia berujar dengan adanya mahad, para mahasiswa dibekali ilmu kegamaan yang kuat sehingga menjadi fondasi dalam menghadapi berbagai permasalahan ke depan.
“Menjadi mahasantri mahad menurut saya sangat menyenangkan. Mahad is my life,” ujar Khairayani usai acara wisuda.[]
Sara Masroni