Hal Tidak Normal dan Menjadi Kebiasaan Masyarakat Aceh Saat Ramadhan
Sumberpost.com | Banda Aceh – Ada begitu banyak anomali (hal-hal tidak normal) yang sudah menjadi tradisi di masyarakat Aceh dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Salah satunya adalah meliburkan sekolah selama bulan Ramadhan. Padahal sekolah adalah belajar, dan belajar adalah ibadah. Dengan demikan, meliburkan sekolah sama halnya dengan mengurangi jam ibadah.
Begitulah yang disampaikan oleh Pimpinan Dayah Babul Maghfirah, Ustad Masrul Aidi saat mengisi Kajian Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumah Aceh Kopi Luwak, Jeulingke, Rabu (24/5/2017)
Masrul bercerita mengenai kebiasaan yang terjadi di Universitas Al-Azhar Mesir. Selaku kampus Islam tertua di dunia, menurut pantauannya tidak pernah meliburkan proses belajar mengajar selama Ramadhan berlangsung. Bahkan dikatakannya, jam belajar di sana lebih diintensifkan lagi pada bulan tersebut. Hal ini dikarenakan tidak adanya jam makan, sehingga lebih banyak waktu untuk belajar.
“Bahkan di Al Azhar, lebaran hanya diliburkan pada hari pertama dan hari kedua bulan Syawal. Berbeda dengan kita, mungkin karena konsisten mengamalkan hadist yang mengatakan tidur orang puasa adalah ibadah, jadi ngak perlu lagi ibadah yang lain,” Singgung Masrul.
“Ada hal keliru lain mengenai praktek pelaksanaan Ramadhan di Aceh tentang cara beraktivitas. Seharusnya bukan orang yang mau beraktivitas yang dilarang, tetapi justeru memfasilitasi mereka agar terus beraktivitas. Karena, jika aktivitas itu baik, maka bagian dari ibadah,” tambahnya.
Kemudian kebiasaan masyarakat makan tengah malam bukan di waktu sahur. Masrul berujar, hal demikian tidak pernah dicontohkan Rasulullah Saw. “Rasul biasanya makan sebelum terbenam matahari (saat berbuka), makanya beliau selalu sehat. Kita makan malam balas dendam karena siang harinya tadi tidak bisa makan,” kata Masrul sembari mengutip hadist.
Selanjutnya hal yang tidak normal di Aceh menurut Masrul adalah dilarangnya orang berjualan atau membuka toko antara waktu isya dan tarawih. Hal ini menurut Masrul justeru mengganggu orang yang tengah mencari nafkah. “Mencari nafkah adalah wajib, sedangkan shalat tarawih adalah sunnah,” tutur Masrul
Pengajian KWPSI yang diisi Ustadz Masrul Aidi tersebut merupakan pengajian terakhir sebelum memasuki Ramadhan, dan akan kembali dilanjutkan pasca Idul Fitri mendatang. [ron]
Muhammad Ghafar