Nelayan yang Terdampar di Thailand Tiba di Aceh
Sumberpost.com | Banda Aceh – Pemerintah Indonesia akhirnya memulangkan dua nelayan asal Kecamatan Pante Raja, Pidie Jaya yang terdampar di Phang Nga, Thailand beberapa waktu lalu.
Kedua nelayan tersebut yaitu Hasanuddin (39) sebagai nakhoda, dan Yogi Prayogo (23) sebagai ABK.
Mereka tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar pada Jum’at (2/6/2017) pagi. Seluruh biaya pemulangan ditanggung oleh negara.
Pemulangan kedua nelayan ini terwujud setelah Panglima Laot Aceh melakukan komunikasi yang intens dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Thailand dan pihak pemerintah terkait di sana.
Setelah melengkapi seluruh administrasi, akhirnya pada Kamis, 1 Juni 2017, kedua nelayan ini diterbangkan menuju Kuala Lumpur melalui bandara di Phuket, Thailand pada pukul 13.35 WIB waktu setempat menggunakan pesawat Air Asia.
Setelah bermalam di Kuala Lumpur, pada Jum’at pagi, 2 Juni 2017 pukul 07.45 WIB, mereka diterbangkan ke Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang dan tiba pada pukul 08.05 WIB.
Kedatangan kedua nelayan ini disambut isak tangis oleh masing-masing keluarga mereka dan sanak saudara lainnya yang telah menantikan kepulangannya.
Untuk diketahui, kedua nelayan ini berangkat dari Pelabuhan Perikanan Lampulo Banda Aceh pada 9 Mei lalu menggunakan boat KM Seruni Kapasitas 6 Gt.
Mereka dilaporkan hilang oleh keluarganya pada tanggal 24 Mei 2017 atau satu hari sebelum meugang pertama Ramadan 1438 H.
Hasanuddin, salah satu dari dua nelayan tersebut mengatakan, sebelum terdampar ke Thailand mereka sempat terombang-ambing di lautan lepas selama 10 hari karena mesin boat yang mereka tumpangi mengalami kerusakan.
Selain itu, mereka juga kerap menghadapi badai laut sehingga memabawanya terdampar ke Negeri Gajah Putih itu.
“Saat mesin boat mati karena mau meugang puasa jadi tidak ada yang menolong karena banyak nelayan yang tidak melaut,” kata Hasanuddin.
Ia mengaku senang karena telah kembali bersama keluarga tercinta di Aceh. Hasanuddin menambahkan, selama di Thailand mereka diperlakukan dengan sangat baik oleh polisi, warga dan pemerintah di sana.
“Kelakuan polisi, warga dan pemerintah Thailand sangat baik melayani kami, pada saat terombang-ambing kami sudah pasrah apakah akan tenggelam atau tidak kita tidak pikir lagi,” ujarnya. []
Muhammad Fadhil