Pecinta Satwa Desak Pemerintah Aceh Selamatkan Harimau Sumatera
Sumberpost.com | Banda Aceh – Seratusan pecinta satwa lintas komunitas menggelar aksi di depan Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Minggu (30/7/2017) pagi.
Aksi tersebut dalam rangka memperingati Global Tiger Day 2017 atau Hari Harimau Sedunia yang diperingati setiap tanggal 29 Juli. Tahun ini di Indonesia, peringatan dilakukan serentak pada tanggal 30 Juli 2017.
Sebelum melakukan aksi, peserta terlebih dahulu berkumpul di Taman Sari. Di sana, peserta dilepas oleh Gubernur Aceh yang diwakili oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Dermawan.
Dari Taman Sari, peserta long march sambil membawa spanduk, poster dan topeng-topeng harimau dengan melewati sejumlah ruas jalan di kawasan itu dan finish di depan Masjid Raya.
Saat melewati sejumlah ruas jalan tersebut, peserta berorasi dan membaca puisi, sehingga mengundang perhatian pengguna jalan yang melintasi kawasan itu.
Cut Ervida Diana, koordinator aksi dari Earth Hour Aceh mengatakan bahwa pihaknya mendesak pemerintah Aceh untuk segera menyelamatkan populasi harimau sumatera yang tersisa di hutan Aceh saat ini.
Mereka juga meminta keseriusan pemerintah Aceh untuk menindak tegas setiap upaya penghancuran hutan Aceh yang mengancam kelestarian harimau sumatera.
“Kami juga meminta aparat penegak hukum memberi hukuman yang berat bagi pemburu dan pedagang harimau yang kasusnya marak terjadi di Aceh,” kata Cut Ervida.
Disebutkannya bahwa setiap tahun kasus perburuan dan jual beli harimau meningkat. Oleh karenanya, perlu kerjasama dari penegak hukum dan masyarakat untuk mencegah kasus-kasus serupa ke depan.
Ia mengatakan, dari 6 spesies harimau yang tersisa di dunia, harimau sumatera nasibnya paling tragis karena populasinya menurun cepat. Sebagai provinsi yang memiliki hutan paling luas di Sumatera, Aceh masih tercatat memiliki populasi harimau terbanyak di alam liar.
Mereka menduga masih ada sekitar 100 ekor harimau sumatera hidup di hutan Aceh dari total 371 ekor yang tersisa di seluruh hutan di Indonesia.
“Kami berharap pemerintah tidak menghancurkan hutan Aceh yang menjadi habitat harimau dan satwa langka lainnya seperti gajah, orangutan dan badak dengan membiarkan pembalakan liar, perambahan dan perluasan perkebunan sawit,” ujar Cut Ervida. []
Muhammad Fadhil