Zaman Inovasi Tuntut Manusia untuk Berkarya
Sumberpost.com | Banda Aceh – Hari ini kita berada di zaman berbeda. Bukan era pertanian, era industri atau era informasi. Tapi zaman inovasi yang menuntut manusia untuk terus berkarya.
Mereka yang memunculkan ide-ide baru akan menjadi lebih, sedangkan mereka yang hanya terpaku tanpa inovasi bisa ‘mati’.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Atsiri Research Center dan CCIS, Syaifullah Muhammad saat mengisi Seminar Nasional Unsyiah Research Festival (URF) di Auditorium Lantai 3 FKIP Unsyiah, Jumat (13/10/2017).
Ia menambahkan, siapa yang menguasai pertanian maka ia akan memegang kesejahteraan. Selanjutnya beralih ke era industri, mereka yang ahli di bidang ini akan berkuasa saat itu.
Kemudian bergerak lagi ke era informasi seperti komputer, handphone dan lainnya. Namun semua itu terancam punah akibat kalah saing dalam inovasi.
Ketika ada produk baru dengan inovasi baru, maka masyarakat akan meninggalkan yang lama. Ketika ada handphone dengan fitur lebih canggih, bisa jadi yang lama lenyap.
“Beberapa perusahaan besar menggelepar kesakitan akibat kalah berinovasi,” kata Syaifullah.
Aceh adalah daerah yang kaya akan sumber daya alam. Namun sayang, kini menjadi provinsi termiskin ke-6 di Indonesia. Padahal dulu Aceh terkenal dengan gas alamnya.
Hal tersebut tidak sesuai dengan kondisi masyarakat yang tinggal di sekitar perusahaan raksasa itu.
“Itu karena memakai sistem inovasi ekslusif, hanya menguntungkan pihak tertentu,” tegasnya.
Saat konferensi pers, salah seorang Delegasi LKTIN URF asal Universitas Diponegoro, Sutadi Saputra mengatakan, dunia riset berinovasi sangat penting terutama bagi para akademisi.
“Kita harus terus mengaplikasikan dan mengembangkan teknologi yang ada,” kata Sutadi. [mhf]
Student Journalism: Cut Della Razaqna | ilustrasi: internet