Musim Semi di USA, Percepatan Waktu dan Keindahan Sakura
Berbicara tentang the United States of America (USA) atau Amerika Serikat tentu tidak lepas dari hal yang sarat akan isu politik, ekonomi dan juga rasis terhadap agama tertentu. Namun, terlepas dari itu semua, banyak sisi positif lainnya yang bisa dkaji, terutama bagi mereka yang baru menginjak kaki di Amerika Serikat, salah satunya adalah tentang cuaca yang pada dasarnya sangat berbeda dengan Indonesia.
Seperti yang kita ketahui USA merupakan salah satu negara yang memiliki empat musim dalam setahun di mana masing-masing musim memiliki perubahan suhu yang cukup besar dan signifikan. Bahkan pada tahun ini musim dingin yang baru saja terjadi mengalami fase yang sangat dingin, berkisar antara -12 hingga -15 celcius.
Diberitakan bahwa suhu dingin ekstrem sedang meliputi sebagian besar negara Amerika Serikat tahun ini dengan perkiraan hembusan angin bertiup 64 – 96,5 kilometer per jam. Cuaca ekstrem yang menjadikan negara ini terlihat bak lautan salju. Salju menutupi semua akses jalan bahkan sejumlah penerbangan dibatalkan karena cuaca yang sangat ekstrem ini.
Bahkan di beberapa negara bagian selatan mengalami hujan salju untuk pertama kalinya. Beberapa berita lokal mengabarkan bahwa suhu ekstrem ini telah menewaskan sedikitnya 12 orang.
Pemandangan lainnya disuguhkan ketika memasuki pertengahan Maret. Musim di mana dingin mulai berlalu dan masuk periode musim semi. Meskipun sesekali masih terlihat salju turun di beberapa daerah. Musim semi biasanya akan terjadi selama rentang Maret hingga pertengahan Juni.
Mesikipun demikian terkadang tidak dapat diprediksi dengan mudah karena suhunya bervariasi mulai dari dingin hingga hangat, walau pada umumnya sejuk dengan kelembapan rendah. Bahkan tak ayal juga terkadang salju masih sering mewarnai musim semi.
Hal yang menakjubkan adalah saat musim semi. Pada masa itu terjadinya perubahan waktu lokal menjadi lebih cepat sejam dibandingkan waktu sebelumnya.
Fenomena ini cukup dikenal dengan istilah Daylight Saving Time (DST), yaitu sebuah sistem yang dimaksudkan untuk menyimpan cahaya di siang hari.
Biasanya waktu resmi di daerah tersebut dimajukan satu jam lebih awal dari zona waktu yang resmi yang diberlakukan selama musim semi dan musim panas. Hal tersebut bertujuan untuk menyesuaikan jam ketika hari masih terang dengan jam kegiatan kerja atau sekolah.
Daylight Saving Time (DST) di Amerika Serikat kali ini terjadi sejak 11 Maret 2018 lalu. Sebagai orang yang baru merasakan DST di USA tahun ini, salah satu dampak langsung yang penulis rasakan adalah berkurangnya waktu tidur. Kemudian sebagai seorang muslim maka otomatis waktu untuk shalat pun berubah.
Hal ini juga akan berdampak secara langsung pada masa seseorang ketika menjalani ibadah puasa, yaitu lebih kurang menjadi 15 atau 16 jam per hari atau bahkan lebih.
Di sisi lain, ketika berbicara tentang musim semi di Amerika serikat, maka ini merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk berlibur. Selain cuaca yang terbilang cukup bersahaja meskipun dingin dan salju terkadang masih terus mewarnai selama musim ini, akan tetapi di musim inilah banyak wisatawan yang berkunjung ke negara adikuasa tersebut.
Tak hanya itu, musim semi juga ditandai dengan adanya libur sekolah dan kuliah. Sehingga menjadikan beberapa tempat wisawatan sesak dipenuhi pengunjung.
Sama halnya dengan musim semi di negara lainnya, musim semi selalu identik dengan bunga yang bermekaran. Tak lepas pula dari negara Adikuasa ini, warna-warni bunga mulai terlihat di negara ini. New York adalah salah satunya. Kota ini mulai menampakan keindahannya saat musim semi, mulai akhir Maret hingga April nanti.
Penduduk Amerika Serikat dan para wisatawan akan menikmati kesejukan dan keindahan musim semi. Musim yang mencirikan keindahan di mana suasana jadi terasa romantis dan penuh kasih sayang dengan bermekarannya bunga sakura dan pohon cherry di berbagai tempat di sana.
Beberapa tempat lainnya di Amerika Serikat juga menjajakan pemandangan indah dengan munculnya warna-warni bunga di daerah New Hamphire. Ketika memasuki musim semi New Hamphire akan disulap menjadi tempat yang sangat indah. Hal ini dikarenakan sepanjang jalan akan ditemui bunga lavender yang bermekaran.
Selain itu wilayah the Bronx, juga menawarkan pemandangan akan keindahan bunga-bunga yang bermekaran di sepanjangn New York Botanical Garden.
Pemadangan lebih dari 3.000 bunga sakura yang mekar di awal musim semi ini. Masyarkat sekitar meyakini bahwa bunga-bunga sakura tersebut merupakan hadiah persahabatan dari pemerintah Jepang sekitar satu abad yang lalu.
Tidak hanya itu, para pengunjung di musim semi puas akan indahnya bunga sakura, tak hanya sekedar menikmtai indahnya sakura, namun para pengunjung juga ada yang memilih berjalan-jalan sambil memandang bunga serta menyelusuri taman-taman seperti yang penulis lakukan saat ini. Susasan tersebut membuat kami lupa akan mall dan tempat perbelanjaan lainnya kerena kemegahan dan keindahan sakura.
Belum lagi bunga-bunga ini biasanya tetap bermekaran sampai seminggu. Tergantung kondisi cuaca selama musim semi ini. Sebab, terkadang musim semi masih diwarnai dengan turunnya salju.
Selain keindahnya Sakura, di sekitar taman-taman juga disuguhi dengan berbagai pertunjukan kebudayaan internasional dan lebih dari puluhan event diadakan selama musim ini terjadi. Diantaranya pameran seni, masakan, dan olahraga.
Di samping itu kita bisa melakukan free tour dengan pemandu dari The National Park secara gratis. Pemandu akan menjelaskan asal muasal keberadaan pohon cherry yang ditanam di tepi kolam. Indahnya musim semi di Amerika serikat kali ini, menjadi referensi tersendiri bagi siapa saja yang ingin berlibur ke New York dan musim semi tahun ini adalah waktu yang tepat.
Zaujatul Amna, Masyarakat Aceh peserta Shortcourse satu semester di Oberlin College, Oberlin, Ohio, Amerika Serikat. Email: zamna@oberlin.edu.