Menikmati Sunset di Balik Pukat Nelayan
Sumberpost.com | Banda Aceh- Matahari sore tepat menerpa wajah para nelayan di Gampong Jawa. Perlahan jaring-jaring yang terbentang mulai ditarik, menarik pukat namanya. Jaring-jaring ini sudah dibentang dari kapal yang telah merapat terlebih dulu. Perlahan namun pasti, mereka mulai menarik pukat sedikit demi – sedikit. Nelayan-nelayan ini kemudian berbaris rapi.
Salah satu mereka yang berada di posisi paling depan mengambil beberapa ikan yang mudah dijangkau dari jaring, kemudian melemparnya ke arah pantai.
Moment tarik pukat seperti ini juga dinikmati oleh warga sekitar. Ada yang hanya melihat-lihat, ada juga yang bertujuan untuk mendapatkan ikan yang diinginkan. Wajah para nelayan ini mengkilat disebabkan oleh keringat yang memantulkan cahaya matahari.
“Bagah-bagah (cepat-cepat),” ucap salah seorang nelayan mengintruksikan kepada rekannya agar segera menarik pukat.
Setelah setengah jam pukat ditarik, akhirnya mereka berhasil mengangkatnya ke tepian. “Plak…plak…plak,” bunyi tubuh ikan berlompatan di dalam jebakan jaring pukat.
Beberapa keranjang besar tempat mengisi ikan hasil tangkapan mulai dibawa oleh nelayan. Ikan yang didapat beragam. Dari ukuran kecil hingga ukuran yang paling besar. Tak lepas juga beberapa sampah plastik dan sisa ranting-ranting pohon memenuhi pukat mereka. Keranjang-keranjang tadi kemudian dibawa ke tempat penjualan ikan yang tak jauh dari pinggiran pantai.
“Nyo 100 ribu, nyo 50ribu, yang nyo 30ribu (ini 100ribu, ini 50ribu, yang ini 30ribu), ” ucap seorang nelayan yang sekaligus pedagang ikan. Ikan-ikan yang masih segar ini tentunya menarik banyak peminat.
Cut salah satunya. Seorang ibu rumah tangga. Ia pergi bersama suaminya membeli ikan untuk lauk malam nanti. Mengeluarkan uang sebesar 120 ribu ia membeli dua tumpuk ikan.
Ia mengaku dirinya membeli ikan dari nelayan Gampong Jawa pada sore hari dikarenakan, ikannya masih sangat segar dan belum terkena air es.
“Ikan masih segar-segar dan belum terkena air es,” katanya.
“Satu…dua…tiga, ” Suara lantang mereka saat menolak kapal ketepian pantai. Raut wajah lelah terlihat dari wajah mereka. Sesekali mereka tertawa dan bercanda setelah letih menarik pukat.
Sore itu cuacanya sangat cerah. Anak-anak dan orang dewasa bermain di pinggiran pantai. Ada yang hanya duduk-duduk menikmati indahnya senja ada juga yang asik bermain air bersama teman-temannya.
Pantai memang menjadi salah satu tempat yang paling efektif untuk bersantai dengan kerabat dan sanak saudara. Terlebih Aceh menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang dominan dikelilingi oleh laut. Tempat wisata di Aceu juga selalu berhubungan dengan laut.[]
Reporter : Indra Wijaya