Mahasiswa IP Latih Softskill Kepustakaan di Museum Aceh
Sumberpost.com | Banda Aceh – Sejumlah mahasiswa Prodi S1 Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Ar-Raniry dilatih dan dibekali pelatihan dasar tentang pelestarian dan pemeliharaan bahan pustaka.
Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari mulai tanggal 5-7 Juli 2019 bertempat di Aula Museum Aceh. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Prodi S1 Ilmu Perpustakaan FAH UIN Ar-Raniry bersama Museum Aceh turut menghadirkan pemateri sekaligus instruktur dari tim Konservasi dan Restorasi pada Museum Aceh masing-masing, Nurhasanah (Kurator), Nurhawani (Edukator), Rahmi Novianti (Perparator), Jasmiati (Kurator) dan Zurny selaku pustakawan.
“Praktikum ini diperuntukkan untuk mahasiswa Prodi S1 Ilmu Perpustakaan yang sedang mengambil mata kuliah pelestarian dan pengawetan koleksi. Untuk peserta sebanyak 140 orang yang dibagi didalam 4 kelompok”,kata Nurhayati Ali Hasan, M.LIS selaku Ketua Prodi S1 Ilmu Perpustakaan, Jum’at (5/7/2019) disela-sela kegiatan berlangsung.
Pelatihan tersebut, kata Nurhayati diharapkan agar mahasiswa mampu meningkatkan softskill nya dan memiliki kemampuan tambahan berupa keterampilan khusus dalam hal pelestarian dan pengawetan bahan pustaka seperti penjilidan, alih media, laminasi, fumigasi dan lain sebagainya.
“Pelestarian bahan pustaka merupakan salah satu bagian dari pelayanan di perpustakaan yang sering diabaikan oleh pustakawan, padahal seyogyanya dengan melestarikan bahan pustaka seorang pustakawan telah menjaga informasi yang terkandung didalam sebuah bahan pustaka dan mempunyai umur yang lebih panjang,” kata Nurhayati.
Selain itu, kata Nurhayati seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi informasi, maka perpustakaan juga dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan zaman.
“Meningkatnya kebutuhan informasi, tentu koleksi-koleksi yang ada diperpustakaan seperti naskah, koleksi langka tidak bisa dibiarkan begitu saja harus ada upaya untuk pemeliharaan dan pengawetan sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin,” kata Nurhayati.
Sementara itu, Nurhasanah, selaku Kasi Bidang Preparasi dan Konservasi Museum Aceh mengatakan pelatihan seperti ini sangat penting dilakukan untuk melestarikan dan memelihara bahan pustaka seperti sobek, lapuk, kena jamur,usia koleksi, cuaca ataupun untuk koleksi bahan pustaka yang terkena bencana seperti banjir, kebakaran dan gempa.
Menurut Nurhasanah, kegiatan konservasi, preservasi dan restorasi bahan pustaka sebenarnya buka suatu hal yang rumit, namun hanya saja bahan yang digunakan membutuhkan dana yang besar.
Selama pelatihan berlangsung para mahasiswa didampingi oleh dosen pengasuh mata kuliah pelestarian dan pengawetan koleksi, Syukrinur dan Nurul Rahmi, serta Mukhtaruddin, selaku sekretaris prodi. [Rel]