13 Agustus 2019 Oleh Redaksi Off

Melihat Pawai Obor Takbiran di Lhokseumawe?

Sumberpost|Banda Aceh- Anak-anak berlarian dari dalam masjid At-tahirah, Meunasah Manjang, mereka menuju replika perahu yang sudah dihiasi lampu hias. Perahu terpakir di jalan, samping pintu masuk masjid.

“Saya di depan! Saya di depan,” ujar anak-anak itu. Mereka membentuk barisan untuk pawai obor merayakan lebaran Idul Adha. Bebrapa orang tua juga memadati replica perahu itu, di antara meraka tampak mempersiapkan sound dan microfont untuk takbiran Iduladha 10 Dzulhijjah 1440.

Warga juga mulai memadati jalanan depan masjid. Panitia meyiapkan bambu obor, memeriksa satu-persatu sebelum dibagikan kepada anak-anak. di sisi kanan barisan diberi tali, agar barisan tak memakan jalan terlalu lebar.

Saya berkunjung kesana bersama teman-teman wartawan di Lhokseumawe dan ini pertama kali saya melihat pawai obor lebaran di kota kelahiran saya. Biasanya, takbiran di sini, para peserta takbiran naik mobil truk atau dengan sepeda motor, dimulai dari depan Mesjid Agung Islamic Center hingga berkeliling kota. Saya tidak tau batasnya, yang jelas para peserta takbiran yang diselenggarakan pemko Lhokseumawe naik kendaran bertakbiran. Takbiran juga diremix dengan bermacam jenis musik.

Namun, di Meunasah Manyang Kandang, saya melihat pawai obor yang sangat antusias diikuti anak-anak. mereka senang, mengelilingi kampung sambil bertakbiran dan terlibat dalam barisan utama. Meskipun orang dewasa juga banyak yang ikut, tapi anak-anak ada dibarisan depan. Saya kira itu menarik diterapkan pada takbiran di kota Lhokseumawe. Bisa lebih banyak dan meriah, seperti pawai kemerdekaan Indonesia.

Meskipun anak-anak juga terlibat di takbiran yang sudah-sudah di pusat kota Lhokseumawe, namun mereka hanya duduk di atas mobil. Saya kira alangkah baiknya mereka berjalan di jalan sambil memangang obor dan bertakbir di hari kemanangan.

Di Banda Aceh, pawai obor begitu meriah, anak-anak tak hanya memengang obor, mereka juga memakai pakaian seragam yang menarik, ada yang memakai pakaian adat. Saya kira begitu lebih menarik.

“Kita sengaja memeriahkan malam takbiran dengan cara mengelilingi gampong menggunakan obor supaya suasana malam takbiran juga meriah di perkampungan bukan hanya di perkotaan saja,” kata Teuku Munawar, pelaksana kegiatan.

Foto dan Naskah: Adli Dzil Ikram