Massa Ajak Masyarakat Tutup Aurat
Sumberpost.com | Banda Aceh – “Mari mengenal batasan aurat, disuruh Allah untuk memutupinya. Perempuan seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangannya. Laki-laki pusar sampai lutut. Pakaian takwa itulah lebih baik,” sekumpulan yel-yel Gerakan Menutup Aurat (Gemar) 2020 menggema di Bundaran Simpang 5, Banda Aceh, Minggu (23/2/2020).
Kegiatan ini merupakan gerakan yang tergabung dari Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Aceh, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Aceh, One Day One Juz (ODOJ) Aceh, Qur’an Aplication Center (QAF) UIN Ar-Raniry, dan berbagai organisasi lainnya. Gerakan ini merupakan agenda tahunan wajib FSLDK Indonesia.
Mengusuh tema “Hijab: Bukti cinta” dilaksanakan dengan beberapa rangkaian kegiatan, di antaranya: GEMAR Go To School yang telah berlangsung pada Jum’at (21/2/2020) di 6 Sekolah Menengah Atas (SMA) se Banda Aceh. Sementara hari ini dilaksanakan Long March dengan route Simpang Jambo Tape sampai Simpang Lima, Banda Aceh.
Beberapa rangkaian kegiatan dalam Long March GEMAR 2020 terdiri dari orasi, bagi-bagi hijab, kaus kaki, hand shock, dan sebagainya.
“Walaupun hari ini hujan tapi itu tidak menjadi penghalang ikhwah semua untuk tetap semangat melaksanakan Long March ini,” ujar Hesti Wela Arika selaku ketua panitia Long March wilayah Banda Aceh.
Hesti mengatakan yang menjadi kendala dalam kegiatan ini yakni massa yang datang tidak sesuai dengan yang diharapkan, ia berharap di tahun kedepannya ada banyak massa dan organisasi-organisasi lain yang ikut dalam gerakan ini.
Massa yang ikut kebanyakan berasal dari anggota setiap partner organisasi, dan beberapa mahasiswa yang tertarik karena ajakan dan poster online di media sosial.
Rahma, salah satu mahasiswa Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Ar-Raniry merasa kegiatan ini menjadi upaya untuk mendorong dirinya dalam memperbaiki diri.
“Kegiatan ini menambah semangat saya untuk kembali berubah lebih baik, dengan memperbaiki penampilan yang lebih islami. Seperti yang baru kita dengar akhir-akhir ini ada salah seorang ulama mengatakan bahwa jilbab itu tidak wajib. Dengan adanya kegiatan ini mampu mengubah bahkan menambah pengetahuan masyarakat bahwa jilbab itu wajib,” katanya.
Kegiatan ini sebagai bentuk dakwah remaja muslim di era milenial untuk mengajak, mengingatkan kembali, dan menambah ilmu tentang kewajiban dalam menutup aurat.[]
Iffah Karima