Wisuda Lokal Virtual, Kuliah 4 Tahun Tanpa Perayaan
Sumberpost.com | Banda Aceh- Senin pagi, (14/9/2020). Sejumlah mahasiswa sudah lengkap menggunakan pakaian rapi. Mahasiswa putri hanya menggunakan pakaian atasan bewarna putih senada dengan jilbab dipadukan rok berwarna hitam. Sementara yang putra dilengkapi jas senada.
Riska Munawarah salah satunya. Kini ia bisa bernapas lega. Lulusan Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry itu akhirnya mengikuti wisuda lokal fakultas atau yudisium, meski dilakukan secara virtual.
Meskipun begitu, Riska menganggap yudisium virtual tidak lantas menjadi hambatan. Yudisium ini justru tidak banyak mengeluarkan budget, apalagi Riska melakukannya dengan bantuan WiFi di salah satu warung kopi. Sementara beberapa temannya yang lain melakukannya di perpustakaan milik fakultas. Walaupun jika harus memilih, Riska lebih memilih untuk yudisium secara langsung.
“Sebenarnya lebih memilih secara langsung, namun mengingat pandemi COVID-19 yang terus meningkat. Tapi yudisium virtual juga meninggalkan kesan menarik. Ada yang melakukan di rumah, warkop dan dalam perjalanan di mobil, tidak ribet dan tidak perlu make up,” katanya.
Penyebutan mahasiswa yudisium juga dibuat
layaknya slide. Foto: Rianza Alfandi/SP.
Pengalaman ini akan ia ceritakan pada anak cucu kelak.
“Ini menjadi pengalaman yang sangat berkesan untuk diceritakan ke anak cucu,” ujarnya.
Walaupun Riska melakukannya di warkop, ia tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker. Ditambah lagi saat yudisium berlangsung, warkop masih sepi di pagi hari.
Yudisium virtual tetap mematuhi protokol
kesehatan dengan menggunakan masker
dan memberi jarak. Foto: Rianza Alfandi/SP
Berbeda dengan Riska. Meskipun melakukan yudisium secara virtual, Liana Fitri, mahasiswa lulusan Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) sudah bersolek dan mengenakan kebaya di hari yang sama. Tak lupa pula ia menyiapkan selempang kebanggaannya.
Liana bahkan sudah menyiapkan baju untuk yudisium jauh sebelum ia melakukan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM).
“Sebenarnya kakak udah persiapin baju dari lama bahkan sebelum KPM buat motivasi harus selesai semester ini,” katanya.
Menggunakan pakaian kebaya beserta rok batik saat yudisium virtual dilakukan Liana atas banyak pertimbangan, mengingat ini adalah momen yang dinanti-nanti oleh setiap mahasiswa.
“Sebenarnya kalau mau pakai baju hitam putih juga dibolehkan, tapi nuansanya kurang dapat sekaligus ingin mengobati perasaan yg ingin sekali yudisium secara langsung,” katanya.
Liana ingin membuat momen yang dapat ia kenang meskipun yudisium yang dirinya lakukan harus secara virtual.
“Untuk mengabadikan moment telah resminya diberikan gelar yang diperoleh sebenarnya,” ujarnya.
Di Fakultas Liana, yudisium dibagi menjadi virtual dan non virtual. Tidak semua mahasiswa dihadirkan dalam yudisium non virtual (tatap muka).
Yudisium tatap muka hanya dihadiri oleh dua orang mahasiswa yang meraih nilai tertinggi dari masing-masing prodi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Seperti yang dilakukan Nur Azlina, lulusan Program Studi Pendidikan Biologi, FTK ini menghadiri yudisium tatap muka di fakultasnya.
“Yudisium dilakukan secara langsung dengan dua orang perwakilan dari masing prodi yang memiliki nilai tertinggi, dan juga dihadiri oleh dekan, wadek, dan ketua prodi, sekretaris, dan dosen-dosen. Namun semua yang berhadir tetap mematuhi protokol kesehatan,” katanya.
Sementara di fakultas yang berbeda, Syarifudin dan teman-temannya melakukan yudisium sebagaimana biasanya di Auditorium Ali Hasjmy. Yudisium tatap muka ini dilakukan oleh Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Di gedung itu, peserta yudisium menempati tempat duduk yang diberi jarak sekitar satu meter. Semua pesertanya juga menggunakan masker lengkap dengan face shield dan sarung tangan.
“Jarak antara bangku peserta satu dengan lainnya yaitu satu meter, menggunakan masker, helm anti corona serta sarung tangan. Peserta dipanggil satu persatu tetapi tidak maju ke depan melainkan hanya berdiri diposisi masing-masing,” katanya.
Keramaian saat yudisium hanya dapat dilihat
secara online. Foto: Rianza Alfandi/SP.
Yudisium virtual ini merupakan yudisium perdana yang dilakukan UIN Ar-Raniry selama pandemi. Hiruk-pikuk kegembiraan bersama teman saat yudisium dirasakan tidak sebagaimana yudisium yang dilihat dahulu.
Sementara fakultas lainnya baru melaksanakan yudisium hari ini, Selasa (15/9/2020). Beberapa dari mereka juga tidak jauh berbeda dengan fakultas sebelumnya. Yudisium virtual bahkan diwacanakan akan dilakukan sambil rebahan.
“Besok nggak kemana-mana, karena yudisium virtual jadi di kos. Nggak pakai baju wow, karena besok yudis sambil rebahan,” kata Nur Afni mahasiswa lulus Program Studi Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, saat di hubungi Senin malam (14/9/2020).[]
Penulis : Hasni Hanum
Fotografer: Rianza Alfandi
Editor: Cut Salma H.A