Sarana dan Prasarana Kurang Memadai, Begini Keluhan Mahasiswa FDK
Sumberpost.com | Banda Aceh – Salah satu permasalahan pendidikan yang kerap kali terjadi saat ini adalah terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang memadai, hal yang sama juga ikut dirasakan oleh mayoritas mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry.
Tentunya sebagai Perguruan Tinggi UIN Ar-Raniry selalu mencoba melengkapi saran dan prasarana kampusnya. Namun, masih banyak Fakultas yang masih kurang memadai mendapatkan sarana dan prasarana yang layak. Misalnya, Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), dimana masih banyak fasilitas yang belum terpenuhi seperti, kipas angin yang rusak, connector infokus yang tidak berfungsi, WC (water Closed) yang rusak, ruang belajar yang sempit dan masih banyak lagi.
Mengingat permasalahan ini, banyak mahasiswa yang mengeluh akan terganggunya pembelajaran dengan sarana dan prasarana yang tidak sesuai.
Bukan hanya mahasiswa yang mengomentari terkait sarana dan prasarana FDK. Namun, tenaga pendidik (dosen) juga ikut bersuara.
Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Dakwah dan komunikasi (FDK), Rusdiman menanggapi, kondisi sarana dan prasarana FDK tidak memadai serta dibutuhkan pembaharuan.
“Berkaitan dengan fasilitas yang ada di FDK, seperti yang sudah kami (forum senat) survei, bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan fasilitas yang memang tidak layak digunakan lagi. Serta perlu adanya perbaikan-perbaikan, seperti halnya di ruang kuliah. Dan bagi kami Organisasi Mahasiswa (Ormawa) juga masih banyak terkendala fasilitasnya, terutama berkaitan dengan ruang SEKRET masih belum mencukupi,” tuturnya, Rabu (17/5/2023).
“Harapannya kepada pihak kampus dan kepada pihak pimpinan baik Fakultas maupun Universitas, terkait dengan fasilitas yang ada di FDK untuk ditindaklanjuti, dan segera melakukan perubahan-perubahan baik itu renovasi dan pengadaan barang di ruangan dan perbaikan untuk fasilitas yang sudah rusak,” lanjutnya lagi.
Selain itu Pengelola BMN (Barang Milik Negara), Anwar juga mengatakan, penyediaan sarana dan prasarana tergantung pada anggaran yang disediakan.
“Terkait pemeliharaan kita sangat tergantung dengan anggaran. Anggaran untuk barang itu masih sedikit misalnya, laptop untuk tahun 2022 seluruh UIN ini laptop cuma 10 unit. Yang sebenarnya laptop itu untuk setiap prodi 2 laptop, itu belum dengan pimpinan, kalau untuk staf yang paling membutuhkan itu operator. Selain itu, ada barang-barang yang rusak yang belum diperbaiki, itu tergantung anggaran. Karna anggaran kita belum cukup untuk merehab semua fasilitas,” ujarnya.
Ia juga berharap agar kenyamanan ruang belajar lebih ditingkatkan. Seperti ketersediaan AC, gorden dan beberapa fasilitas lainnya yang seharusnya ditingkatkan, namun dikarenakan keterbatasan anggaran kebutuhan sarana dan prasarana sering dikesampingkan.
Disisi lain Mahasiswa FDK, Ahmad Yusuf Mubarak juga ikut mengungkapkan, ventilasi udara merupakan salah satu kendala dalam proses belajar dan mengajar di kampus.
“Sarana dan prasarananya sudah lumayan lengkap cuma perawatannya saja yang harus ditingkatkan. Yang menjadi kendala dalam proses belajar mengajar berlangsung menurut yang saya rasakan yaitu tentang ventilasi udara. Dengan begitu sarana dan prasarana yang harus ditingkatkan seperti sarana dan prasarana yang menghasilkan udara,” ungkap Ahmad.
Ia juga berharap sarana yang lebih penting untuk diutamakan saat ini adalah ruang belajar. Dibandingkan sarana yang kurang penting seperti air mancur. Begitupun perawatan terharap fasilitas yang telah ada. Seperti perpustakaan, seharusnya harus lebih terjaga dan terjadwal buka-tutupnya.
Penulis: Rahma Aria Ningsih