1 Juni 2023 Oleh Redaksi Sumberpost Off

Makam Syiah Kuala, Makam Keuramat Kebanggaan Masyarakat Aceh

Sumberpost.com | Banda Aceh – Di kompleks makam Syiah Kuala terdapat air yang diyakini masyarakat dapat membawa berkah karna karomah dari Syeikh. Air itu sudah ada saat Syeikh masih hidup. Tidak lengkap rasanya jika berziarah kesana tanpa meminum atau membasuh wajah menggunakan air tersebut.

Seorang pengunjung asal Berenun, Rahmimi menjelaskan, sangat terkesan saat berkunjung kesana. Rahmimi datang dengan tujuan melepaskan hajat anaknya yang sakit.

“Saya sangat senang sudah tiba disini. Beliau ini memang sudah sangat dikenal dimanapun, banyak yang bilang beliau keramat. Makanya saat anak saya sakit, saya bernazar pada Allah melalui wasilah beliau jika anak saya sembuh, akan saya bawa berkunjung dan saya mandikan disini,” tuturnya saat diwawancarai, Minggu (28/5/2023).

Makam Syiah Kuala merupakan sebuah makam keramat yang terletak di daerah Raya, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Makam ini tak pernah sepi dari pengunjung. Baik mereka yang hanya berziarah hingga melepaskan hajat.

Syiah Kuala sendiri adalah seorang ulama Aceh keturunan Yaman yang sangat terkenal. Nama aslinya adalah Syeikh Abdurrauf bin Ali al-Fansury as-Singkili. Dimana Singkili merupakan nama tempat lahir beliau yaitu Singkil. Beliau kerap disebut Syiah Kuala karena beliau menetap di Kuala.

Beliau juga pernah menjabat sebagai mufti agung di kerajaan Darussalam. Dimana beliau didampingi ratu Safiatuddin selama 59 tahun.

Ada banyak sekali karya beliau dalam bidang fiqih seperti kitab Bayan al-Arkan, Bidayah Balighah dan masih banyak lagi lainnya. Tak hanya aktif menulis kitab, beliau juga orang pertama yang menerjemahkan al-Quran kedalam Bahasa Melayu.

Penjaga makam, Tgk Abdul Wahid mengatakan. kompleks makam Syiah Kuala sempat mengalami kerusakan parah saat tsunami dahsyat pada 2004 silam.

“Seluruh kompleks pemakaman saat gempa dan tsunami rusak parah, hanya makam Syeikh yang masih bagus dan tidak mengalami kerusakan, yang lain semua harus dibangun kembali setelah tsunami,” jelas Tgk Wahid.

Tgk Wahid juga menambahkan, pengunjung yang datang sangat beragam, ada warga lokal dan juga luar negeri. Saat-saat berkunjung yang paling ramai adalah hari senin dan kamis, rata-rata adalah dari majelis pengajian

“Pengunjung yang paling jauh ada dari Padang, Jakarta dan Malaysia. Dan yang paling banyak pengunjung hari senin dan kamis, mereka datang ramai-ramai dari majelis pengajian,” lanjutnya kemudian.

Dan jika memasuki pekarangan makam, juga tersedia tempat peristirahatan bagi para pengunjung. Dan terkadang juga digunakan sebagai tempat untuk kenduri melepas hajat (nazar). []

Reporter: Raihatul Miska

Editor: Julia Makhrami