Keren dan Menarik! Begini Cerita Nouricka Jadi Co Founder Sobotik
Sumberpost.com | Banda Aceh – Sofa botol plastik (Sobotik) menjadi hal baru di tengah maraknya pandemi covid–19 tepatnya awal tahun 2020 silam. Yang dikembangkan oleh pasangan Zainuddin dan Nouricka.
Keduanya mengaku memulai inspirasi tersebut melalui media sosial yang mampu mengubah botol plastik bekas menjadi barang yang bernilai.
“Jadi awal mulanya muncul ide ini pada awal tahun 2020 saat masih maraknya pandemi covid–19, sejak saat itu kami mencoba mencari inspirasi yang berkaitan dengan olahan limbah di media sosial dan mencoba membuat, hingga ternyata banyak yang tertarik,” tutur Nouricka kepada Sumberpost saat diwawancarai di kediamannya, Lampaseh, Banda Aceh, Kamis (12/12/2023).
Limbah botol plastik (aqua bekas) yang biasanya digunakan, tentunya sudah dicuci bersih serta dikeringkan lebih dulu. Lebih lanjut barulah botol-botol tersebut direkatkan.
Botol yang telah direkatkan dibentuk menjadi seperti lingkaran lalu direkat kembali dengan selotip bewarna kecoklatan. Setelah itu baru dapat dilapisi dengan busa dan ditutupi dengan kulit kain sitetis yang bervariasi.
Walaupun bahan baku utama yang digunakan berupa botol plastik, namun harga jual sofa mewah dan elegan ini mencapai Rp 300.000 – RP 2.000.000. Hal ini tidak kalah rendahnya bila disandingkan dengan produk-produk konvensional lainnya.
Seraya melemparkan pandangannya kearah sang suami, Nouricka kembali menuturkan, meskipun terbuat dari limbah. Namun, sama sekali tidak mempengaruhi nilai jual produk tersebut.
“Dan walaupun bahan utamanya terbuat dari limbah namun itu tidak membuat nilai jualnya rendah. Apalagi saat disandingkan dengan produk konvensional. Bahkan bisa disamakan dan memiliki nilai yang justru lebih tinggi, karena ini mengolah limbah,” ujar Noucka.
Selain itu, rencananya sobotik juga akan melaunching produk – produk baru yang masih berkaitan dengan sofa Cuma bedanya kalau dulu bahan utamanya botol aqua yang kosong, maka sekarang mereka ingin menggunakan Ecobright (menggunakan sampah yang tertolak), seperti sampah kresek ataupun sampah kemasan yang tidak bisa dideteksi.
Serta melakukan perubahan pada sarung sofanya. Dimana sarung sofa yang dulu digunakan berbahan dasar kulit sintetis, namun kini mereka berupaya untuk menggunakan kain perca sebagai bahan dasar sarungnya dengan mengandalkan berbagai motif unik dan menarik.
Terlepas dari itu, siapa sangka pria yang kerap disapa Zai dan istrinya itu, sempat membuat warga teheran-heran. Lantaran latar belakang mereka yang menyandang gelar sarjana, namun itu tidak mematahkan semangat untuk terus meningkatkan usaha Sobotik mereka.
“Kami pernah dan bahkan diragukan oleh orang-orang terdekat kami saat awal kami memulai usaha Sobotik ini. Namun sekarang setelah melihat pesanan kami yang hampir setiap bulan. Bahkan sekarang mereka yang sempat meragukan usaha kami dulu, kini malah jadi orang paling mendukung dan mensuport usaha kami,” ucap wanita itu.
Lebih lanjut selain menekuni profesinya sebagai ibu rumah tangga dan juga Co founder. Ia juga terkenal dengan profilnya yang baru-baru ini berhasil membawa pulang juara lll pada program Academic Woman Entrepreneur yang bekerja sama dengan kedutaan besar Amerika Serikat.
Dan saat ini Ia juga sedang fokus untuk mengajari anak- anak dari sekolah Bumoe Learning Comunity terkait pengolahan bahan bekas menjadi material untuk media belajar. []
Reporter: Zuraida
Editor: Julia Makhrami