Keamanan Siakad Diserang, Ini Tindakan ICT
Sumberpost.com | Banda Aceh – Menindaklanjuti serangan DDoS yang menyebabkan siakad error, Ghufran Ibnu Yasa selaku ketua Information and Communication Technologies (ICT) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry mengungkapkan tindakan ICT dalam mengatasi masalah yang terjadi pada unit mereka pada Rabu, (03/07/2024).
Dalam hal ini, Ghufran menjelaskan DDoS merupakan jenis serang ciber, dimana membanjiri server pada waktu yang bersamaan, hal ini mengakibatkan siakad error karena tidak bisa merespon.
“Awalnya, siakad diganggu pada tanggal 27 Juni 2024. kemudian hal tersebut berulang hingga empat kali sehingga siakad sering error,” kata Ghufran.
Ghufran mengatakan unit ICT sudah 4 kali melakukan pemulihan akan serangan tersebut.
“Setelah kami melakukan upaya pemulihan, kami merasa teknologi yang kami ciptakan belum mumpuni untuk menghalau serangan siber. Setelah kami menganalisa, kami membuat keputusan untuk menggunakan layanan cloudflere,” ujarnya.
Ghufran mengatakan layanan Cloudflere lebih cenderung aman.
“Kalau dipastikan siakad tidak error lagi mungkin belum bisa. Namun, Cloudflere cenderung lebih aman karena memiliki fitur pencegahan DDoS,” lanjutnya.
Ghufran juga mengungkapkan alasan dibalik berubahnya alamat siakad UIN Ar-Raniry.
“Kami juga mengubah domain siakad dari https://mahasiswa.siakad.ar-raniry.ac.id/mahasiswa/perkuliahan/khs menjadi https://siakad.ar-raniry.ac.id/ karena kami melihat alamat sebelumnya masih menjadi target serangan DDoS,” tambahnya.
Hal ini tentunya berdampak pada sistem keamanan siakad lantaran terdapat proses verifikasi manusia saat mengakses siakad.
“Verifikasi manusia adalah efek dari Cloudflere, ini sistem keamanan dari Cloudflere, dimana memastikan pengakses merupakan manusia. Bukan bot yang menjadi penyebab DDoS. Verifikasi manusia merupakan hal yang umum,” lanjutnya.
Lebih lanjut Ghufran mengatakan Cloudflere merupakan hal yang baru. Tim ICT sedang berusaha memastikan pengoptimalan Cloudflere, agar pemanfaatan lebih maksimal dan lancar. Meskipun siakad mendapatkan serangan DDoS, Ghufran menegaskan bahwasanya ini tidak berdampak pada data.
“Data sudah di back-up otomatis setiap jam 12 malam, jika di atas jam 12 malam ada data yang hilang, kami rasa masih sanggup untuk di antisipasi, karena jaraknya hanya 1 hari,” pungkasnya. []
Reporter: Rauzatul Jannah