Rektor Tegaskan Aksi DEMA Keliru
Sumberpost.com | Banda Aceh – Aksi demo yang di lakukan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) pada Selasa 6 Agustus 2024 dinilai keliru lantaran pintu untuk diskusi dan menyelesaikan masalah dengan musyawarah selalu terbuka untuk seluruh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, hal ini dituturkan langsung oleh Mujiburrahman selaku Rektor UIN Ar-Raniry saat di wawancarai pihak Sumberpost pada Jum’at (9/08/2024).
“Kenapa saya katakan aksi ini keliru, karena kita sudah berulang kali rapat dengan DEMA. Artinya kapan mereka siap, kita juga siap untuk terus rapat dan menjelaskan segala tuntutan,” tutur Mujiburrahman.
Sehingga, tidak ada informasi yang tersumbat. Tidak ada satu pun hal yang tidak memiliki jalur untuk disampaikan kepada kita, baik itu keluhan atau persoalan lainnya.
“Kita akan terus menerima dan melayani untuk rapat bersama sehingga dapat menyelesaikan masalah bersama. Ketika muncul indikasi aksi oleh pihak DEMA, itulah yang saya anggap keliru,” ujar Mujiburrahman.
Lebih lanjut Mujiburrahman mengatakan, boleh DEMA melangsungkan aksi, jika rektor tidak menerima keluhan atau persoalan apapun. Aksi itu layak dilakukan jika manajemen kampus tertutup dan tidak melayani persoalan mahasiswa.
“Namun, yang terjadi di kita adalah situasi normal dimana sistem kepemimpinan terbuka, apapun keluhan mahasiswa kita tampung dan diskusikan bersama. Tapi tiba-tiba mereka memaksakan aksi,” lanjutnya.
Ia menegaskan, jika gerakan mereka untuk kebaikan lembaga ini, saya tunduk dengan mereka. Tapi, jika gerakan mereka merusak lembaga ini, saya orang pertama yang melawan dan tidak akan mundur selangkahpun.
Aksi ini merusak performa kampus, dimana UIN Ar-Raniry sedang berupaya meyakinkan donatur dari luar bahwasanya kondisi internal kondusif untuk pembangunan dan pengembangan. Dengan aksi yang DEMA gencarkan beberapa waktu lalu merusak apa yang telah dibangun.
“Uni Emirat Arab (UEA) akan membangun Mesjid, Kementrian Kesehatan (KEMENKES) sedang memantau kita untuk membuka Fakultas Kedokteran. Aksi ini memperlihatkan bahwasanya UIN Ar-Raniry memiliki masalah internal, padahal kenyataan di lapangan tidak ada masalah,”
Mujiburrahman juga mengatakan bahwasanya, ia menganut sistem pola kepemimpinan terbuka, transparan dan akuntabel. Sehingga berbagi keluhan dan permintaan informasi dapat diterima selama 24 jam. Ia telah menerima hampir 30 kali mahasiswa yang menyampaikan berbagai persoalan, keluhan dan saran secara langsung di ruangannya selama ia menjabat.
Terkait tuntutan yang di usung oleh DEMA, pihak rektor menyebutkan bukanlah permasalahan yang dapat segera diselesaikan secara hitam putih oleh rektor, karena itu bukan kewenangannya.
“Rektor tidak bisa bekerja bertentangan dengan peraturan menteri agama. Terkait keringananan Uang Kuliah Tunggal (UKT) 50% bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan mata kuliah, berdasaran Peraturan Menteri Agama (PMA) hanya berlaku pada mahasiswa semester 13,” jelasnya.
Sedangkan, pihak DEMA menuntuntut keringanan tersebut diberikan kepada mahasiswa dibawah semester 13. Namun, kita telah menyarankan agar mereka mengajukan permohonan kepada menteri agama merubah kebijakan tersebut. Jika PMA dirubah, otomatis kita juga akan mengikuti kebijakan tersebut.
Terkait almamater, pihak rektor meminta DEMA membuat surat agar almamater dibolehkan difasitasi oleh Universitas. Jika menteri nantinya menyetujui hal tersebut, Universitas dapat membeli kembali almamater bagi mahasiswa baru kedepan. Dengan usulan dari forum mahasiswa dan rektor, diharapkan menteri mengeluarkan PMA baru.
“Segala solusi telah kita sampaikan saat rapat dengan mereka. Namun, mereka tidak mau mengerti,” kata Mujiburrahman.
Dalam aksi demo susulan yang dilangsungkan DEMA pada malam hari, rektor menemukan kejanggalan dimana sebagian mahasiswa yang mengikuti aksi tidak mengetahui permasalahan yang terjadi.
“Saya rasa hanya satu atau dua orang yang menjadi dalangnya. Di malam itu, terlihat beberapa mahasiswa tidak mengetahui permasalahan yang terjadi, saat kami menyampaikan penjelasan,” ungkapnya.
Aksi demo yang digencarkan oleh DEMA U ternyata tidak dihadiri oleh seluruh DEMA fakultas, dalam hal ini Irfan Rahmad Ghafar selaku presiden mahasiswa (PRESMA) menyampaikan ada beberapa fakultas yang tidak ikut membersamai aksi pada Selasa, 6 Agustus 2024 pukul 09.00 WIB. Irfan juga mengatakan massa yang hadir pada aksi yang dilakukan di hari itu tidak sesuai harapan
“Jika sesuai kesepakatan yang kami buat pada malam sebelum aksi ini, seharusnya fakultas Tarbiyah, Dakwah, Ushluhuddin dan Adab berhadir, namun mereka mengingkari janjinya,” tutur Irfan saat diwawancarai Sumberpost di halaman belakang rektorat seusai melaksanakan demo di pagi hari.
Sampai saat ini, Sumberpost masih berupaya menghubungi beberapa DEMA fakultas yang tidak ikut membersamai aksi demo. Namun, belum mendapatkan konfirmasi apapun dari pihak DEMA fakultas terkait. []
Reporter: Rauzatul Jannah
Fotografer: Aris Muda