Upaya Pengamanan Polisi Jatuhkan Korban Mahasiswa

Sumberpost.com | Banda Aceh – Upaya pengamanan yang dilakukan pihak kepolisian untuk mengamankan kantor DPRA dari sikap anarkis demonstran yang memaksa masuk ke gedung DPRA jatuhkan korban mahasiswa lantaran memakai kekerasan dan bantuan alat untuk memukul mundur paksa para demonstran yang menggencarkan aksi di gedung DPRA, Jumat (23/08/2024).

Kericuhan aksi yang masih kian alot hingga malam ini, dipicu oleh negosiasi antara Khaidir selaku Sekretaris Dewan dan pihak demonstran tidak membuahkan hasil, akibatnya massa kembali mengamuk dan memaksa masuk untuk meduduki gedung DPRA.

Amukan para demonstran menyebabkan pihak kepolisian dihujani berbagai lemparan, seperti aqua, kayu, hingga batu. Akibatnya, suasana aksi semakin keos dan menyebabkan beberapa mahasiswa yang nekat menerobos benteng brimob terkena pukulan menggunakan tongkat aparat.

Akibat pukulan aparat yang memaksa mundur para demonstran. Oemar, salah satu mahasiswa Fakultas Ushluhuddin dan Filsafat, awalnya nekat menerobos. Namun, karena kondisi yang semakin keos, ia harus berbalik arah ke posisi aman. Sayangnya, harus terkena pukulan tongkat aparat yang berdiameter pangkal 4 cm. Benda tumpul milik aparat ini meghujani kepala Oemar pada bagian belakang.

“Saat kami pasang barisan untuk maju dan melangsungkan aksi dorong-dorongan dengan polisi, suasana menjadi keos. Pihak kepolisian yang duluan memukul kami, saat saya berbalik kebelakang hendak lari, saya terkena pukulan tepat di kepala,” tutur Oemar saat diwawancarai Sumberpost di rumah sakit Zainal Abidin.

Lebih lanjut, Oemar mengaku mendapat pukulan lebih dari dua kali dari pihak kepolisian. Oemar mengaku, meskipun sempat syok karena terkena pukulan, ia masih sempat berlari menyelamatkan diri lantaran gas air mata mulai disemburkan ke ratusan demonstran untuk mengusir paksa pihak demonstran dari halaman dalam gerbang DPRA.

“Selain di kepala, saya juga terkena pukulan beberapa kali di bagian pungung,” ujarnya.

Akibat pukulan tersebut, Oemar harus segera dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan mendapatkan 2 jahitan di kepala.

Di saat yang bersamaan, Ubay, saksi mata dari tindakan kekerasan yang menimpa mahasiswa bernama Marisi, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan (FISIP). Ia mengatakan, jika korban terkena pukulan tongkat aparat tepat di depan matanya. Di saat itu juga, Marisi tumbang dan harus diangkat keluar kerumunan demonstran untuk dilarikan ke IGD.

“Saya yang mengangkat marisi ketika tumbang dipukul oleh aparat, Marisi dipukul tepat di depan mata saya menggunakan tongkat Brimob,” ceritanya.

Menurut pernyataan Marisi, ia tidak berniat menerobos masuk ke dalam kantor DPRA, ia hanya berniat mengamankan sejumlah demonstran yang mulai berhamburan menerobos tameng brimob. Namun, sayangnya tongkat aparat kembali memakan korban, ia terkena pukulan tongkat brimob yang membuat pandanganya seketika menghitam dan tumbang ditempat.

“Saya selaku koordinator lapangan berniat mengamankan barisan tengah yang saat itu keos agar kembali kondusif. Jadi saat saya mencoba menenangkan mereka, tongkat brimob melayang tepat di kepala saya,” tutur marisi saat di wawancarai Sumberpost di rumah sakit Zainal Abidin.

Akibat pukulan menggunakan tongkat brimob ini, Marisi mendapat 6 kali jahitan dan luka sepanjang jari telunjuk orang dewasa. []

Reporter: Rauzatul Jannah

Fotographer: Aris Muda