Punya Kebiasaan Duduk dalam Jangka Waktu Yang Lama? Berikut Dampak Buruknya!

Sumberpost.com | Banda Aceh – Salah satu fungsi dari tulang ialah menopang dan memberikan bentuk pada tubuh. Selain itu, tulang juga berfungsi untuk mobilisasi tubuh. Oleh sebab itu, kesehatan tulang sangat perlu diperhatikan. Ternyata, ada beberapa kebiasaan mahasiswa yang berdampak buruk bagi kesehatan tulang, salah satunya duduk dalam jangka waktu lama, Sabtu, (31/08/2024).

Duduk dalam waktu yang lama akan menimbulkan cedera ringan bagi tulang. Masalahnya, setiap mahasiswa pasti pernah berhadapan dengan momen yang mengharuskan duduk dalam jangka waktu lama. Seperti saat kuliah, seminar, bahkan di warung kopi sambil bermain game atau sekedar nongkrong.

Dalam hal ini dr. Armia infra Nur Alam sp.OT (K) mengungkapkan pentingnya perenggangan untuk menghindari cedera tulang.

“Duduk dalam waktu yang lama akan menimbulkan cedera ringan, dengan gejala otot kaku, sakit pinggang, sakit otot bagian dada bahkan pusing. Tapi jika melakukan relaksasi setelah duduk lama, maka gejala itu akan berkurang bahkan hilang,” ucap Armia.

Relaksasi perlu dilakukan, contohnya dengan bediri. Apalagi jika duduk melebihi 2 jam, dengan berdiri bisa bertujuan untuk melemaskan kembali otot-otot yang kaku karena duduk dalam waktu lama dalam posisi tertentu.

“Disarankan untuk melakukan relaksasi 2 jam sekali saat duduk dalam waktu lama,” lanjut Armia.

Kemudian, kata Armia, pemakaian koyo tidak disarankan dalam dunia medis. Karena efek panas pada koyo merupakan pengalihan sementara dari pegal pada otot dan tidak menyembuhkan. Disarankan, untuk melakukan perenggangan dan olahraga di usia muda. Namun, jika mengalami pegal-pegal yang berkelanjutan dan tidak mempan dengan perenggangan, maka perlu pemeriksaan medis lebih lanjut.

Meskipun demikian, untuk menopang tubuh, tulang juga dibantu oleh otot-otot yang membungkus tulang. Oleh sebab itu, otot perlu dilatih agar dapat berkeja maksimal untuk membantu tulang. Hal ini dapat dilakukan dengan olahraga dan sering bergerak di usia muda.

“Yang terpenting pada olahraga itu adalah konsisten dan warming up atau pemanasan. Konsisten berolahraga akan membuat otot-otot jauh lebih berkembang dari orang yang tidak melakukan olahraga atau olahraganya tidak konsisten,” kata Armia.

Olahraga yang tidak konsisten, ditambah lagi mengabaikan pemanasan akan menimbukan kelainan pada sendi. Dimana, hal tersebut menyebaban pengapuran karena trauma sendi. Selain memberikan efek yang baik pada tulang, konsisten berolah raga akan membuat Peredaaran darah lancar hingga nutrisi untuk tulang akan lebih baik.

Jantung juga akan lebih sehat, pembuluh darah akan lebih bersih. Kita anggap saja jika ada kotoran-kotoran di pembuluh darah, dengan kita melakukan aktivitas. Pompa jantung otomatis jadi kuat. Sehingga kotoran yang awalnya mau menempel di bagian dinding pembuluh darah bagian dalam akan tergelontor.

Duduk dalam waktu yang lama memang tidak bisa dihindari oleh mahasiswa. Perlu diketahui, Postur duduk yang salah rupanya juga membawa dampak buruk bagi kesehatan tulang. Oleh sebab itu, saat duduk sebaiknya memiliki sandaran.

“Tulang belakang terbagi 3, Tulang belakang bagian servikal hanya menopang kepala. Tulang torakal menopang rongga dada. Dibawah torakal, ada tulang lumbal yang menopang kepala, rongga dada, kemudian sebagian rongga perut. Bentuk dari lumbal ini cembung kedepan. Sehingga beban tulang belakang lumbal luar biasa beratnya. Jika duduk lama dan tidak ada sandaran pada tempat duduk tentunya akan menambah beban pada lumbal,” paparnya.

Bergesernya budaya mahasiswa, tidak dapat dipungkiri memicu kebiasaan yang berdampak buruk bagi kesehatan tulang. Dahulu, mahasiswa lebih sering berjalan saat berangkat kuliah. Namun, sekarang dengan adanya motor yang dapat menjangkau ruang-ruang kecil. Mahasiswa semakin sedikit bergerak ditambah lagi kebiasaan menghabiskan waktu berjam-jam di warung kopi sambil bemain game tanpa melakukan pergerakan badan apapun, fenomena inilah yang kini kerap terjadi.

“Kebiasan duduk lama bukan hanya terjadi saat kuliah, namun di warung kopi dan tempat lainnya. kebiasaannya sambil bermain game dan merokok. Untuk mahasiswi, penggunaan high heels yang terlalu ektreme juga dapat merusak tulang,” ujar Armia.

Lebih lanjut, Armia mengungkapkan kebiasaan mahasiswa di era sekarang yang merusak tulang yaitu merokok dan bermain game. Merokok akan menyebabkan gangguan paru-paru dan mengurangi sirkulasi darah ke tulang hingga menyebabkan Osteoporisis. Artinya, penyembuhan pada tulang yang patah atau keropos akan lebih lama, karena aliran darah terhambat oleh nikotin.

Selain itu, kebiasaan bermain game di warung kopi juga akan mengurangi gerak. Hal ini memperburuk kualitas tulang dan sendi pada mahasiswa. Dan bagi mahasiswi, hati hati dengan penggunaan high heels diatas 4 cm, Karena itu akan menganggu tulang belakang bagian bawah. Sehingga beban tulang belakang akan lebih berat.

Disamping itu, jika menggunakan high heels memungkinkan terjadi plantar facitis, dimana nyeri pada tumit terutama di pagi hari saat bangun tidur. Oleh sebab itu, lebih baik menggunakan flat shoes dengan memperhatikan kelembutan sol sepatunya.

Tubuh manusia sudah cukup baik dipersiapkan oleh pencipta. Maka usia terbaik organ jatuh pada kisaran 20 hingga 25 tahun. Dalam rentang itu, seluruh organ, tulang bahkan kulit mencapai masa terbaiknya.

“Diatas umur 25, akan terjadi penurunan atau degenerasi fungsi organ, termasuk pada tulang. Ada faktor degenarasi yang terjadi pada tulang yaitu keropos tulang dan pengapuran pada sendi,” ujar Armia.

Pengapuran adalah nyeri sendi yang sifatnya akan muncul bila melakukan ativitas istirahat yang lama. Misalnya bangun tidur pagi, pada saat kita mau menapakkan kaki, lutut akan terasa nyeri.

“Saya melihat makanan tidak terlalu berpengaruh kepada kesehatan tulang, yang paling berpengaruh buruk pada kesehatan tulang bagi mahasiswa adalah duduk dalam waktu yang lama sambil bermain game ditambah lagi perokok, kalau bagi mahasiswi itu penggunaan highheals yang ektreme,” tutupnya.[]

Reporter : Rauzatul Jannah

Editor : Anzelia Anggrahini