Kesalahan Teknis Sebabkan KRS Maba Belum Tertuntaskan, Begini Pernyataan ICT
Sumberpost.com|Banda Aceh- Kesalahan teknis sebabkan Kartu Rencana Studi (KRS) Mahasiswa Baru (Maba) belum tertuntaskan. Hal ini timbulkan kebingungan di kalangan Maba lantaran jika merujuk pada jadwal akademik, tanggal 2 September 2024 harusnya menjadi hari pertama seluruh mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry memasuki semester ganjil. Namun, Maba belum mendapatkan kepastian terkait roster perkuliahan, Senin, (02/09/2024).
Dalam hal ini, Ghufran Ibnu Yasa selaku ketua Information and Communication Technologies (ICT) UIN Ar-Raniry mengungkapkan pengisian KRS semester ganjil terdapat 2 kelompok, yakni Maba dan mahasiswa lama.
“Biasanya, kita memaketkan kelas mahasiswa baru itu dari halaman pendaftaran, lalu kita kirim ke Siakad, itu langsung dapat kelas. Jadi, saat Maba login sudah dapat kelas. Namun, aplikasi sevima yang kita pakai sekarang itu mode penentuan kelas berbeda dengan siakad sebelumnya. Jadi, aplikasi sevima belum mumpuni untuk memaketkan KRS mahasiswa tanpa bentrok, kita telah menuntuk pihat vendor untuk menuntaskan masalah ini,” paparnya saat diwawancarai Sumberpost di ruang multimedia ICT Center.
Hal ini menyebabkan KRS Maba belum tertuntaskan dan ICT masih membutuhkan waktu untuk memaketkan KRS Maba. Lebih lanjut Ghufran mengatakan Tanggal 1 hingga 6 September adalah masa menunggu pengisian KRS. Jadi, Maba boleh resah jika setelah tanggal 6 belum dapat jadwal perkuliahan. perubahan aplikasi dari Siakad ke Sevima sebabkan cara membagi kelas yang berbeda dengan aplikasi sebelumnya, sehingga perlu penyesuaian.
“Terhadap hal itu, saya sebagai pengelola aplikasi mohon maaf atas kendala ini. Karena ada perubahan cara kerja yang diluar prediksi kami. Jika dahulu, kami hanya butuh 1 hari untuk memaketkan KRS Maba. Namun, di aplikasi yang baru ini, 1 hari tidak cukup sehingga perhitungan kami meleset,” ujarnya.
Sebelumnya, lanjut Ghufran, pihak ICT telah melakukan konfirmasi dengan pihak aplikasi terkait pemaketan KRS Maba dalam satu hari, hal ini disanggupi oleh pihak aplikasi. Namun, ternyata aplikasi belum mampu memaketkan KRS Maba selama satu hari.
“Sebagai pengelola aplikasi kami mohon maaf. Tapi, persoalan KRS Maba akan selesai di tanggal 6. Sehingga semua pada hari Senin, 9 september 2024, perkuliahan akan berjalan dengan lancar. Semua Maba akan mendapatkan unit kelas. Walaupun begitu, masih ada kemungkinan error, maka itu silahkan melapor pada ICT,” ujarnya.
Untuk diketahui, gedung ICT center UIN Ar-Raniry terletak di depan Auditorium Ali Hasymi atau tepat di gedung samping Bank Syariah Indonesia (BSI).
Dalam hal ini, Ghufran mengatakan untuk saat ini, operasional aplikasi sevima yang kita arahkan kepada mahasiswa adalah alamat web. yakni pada laman, https://uinarraniry.siakadcloud.com/gate/login Agar menghindari informasi yang simpang siur. Vendor yang mengembangkan aplikasi sevima juga mempunyai aplikasi Learning Management System (LMS) namanya edufin. Kebetulan edufin ini, otomatis terhubung dengan aplikasi sevima. Tapi karena, pihak ICT belum melakukan sosialisasi terkait edufin, jadi disarankan mahasiswa untuk tidak memakai dulu, kecuali yang sudah paham. Karena informasi yang ada di edufin dan di web itu tidak berhubungan.
“Saya sarankan mahasiswa menggunakan laptop untuk mempelajari fitur-fitur dan modul yang ada di web. Jika sudah menguasai, baru boleh mengakses menggunakan handphone,” ujar Ghufran.
Bagi mahasiswa, yang terpenting ialah memahami siakad web, karena di siakad web terdapat kurikulum dan syarat-syarat mata kuliah, di edufin tidak ada. Edufin berperan sebagai alat bantu perkuliahan online yang bisa dimanfaatkan karena kita menggunakan sevima. Edufin sama halnya dengan classroom, namun langsung terhubung datanya karena UIN menggunakan aplikasi sevima.
“Kita punya unit infromasi akademik, di bagian akademik biro. Mereka lebih paham terhadap bagaimana menjamin informasi akademik supaya tidak simpang siur. Kami hanya, memastikan semua bisa mengfungsikan aplikasi dengan baik,” pungkas Ghufran. []
Reporter: Rauzatul Jannah
Editor : Anzelia Anggrahini