Problem Solving, Masalah yang Jadi Kualitas Diri di Masa Depan
Sumberpost.com | Banda Aceh – Masalah merupakan hal pasti yang akan terjadi pada kehidupan. Bahkan dari hal yang paling sederhana, misalnya kegalauan diri saat hendak memilih baju untuk pergi ke suatu tempat. Belum lagi, hal-hal rumit dalam kehidupan mahasiswa seperti penyelesaian tugas, manajemen keuangan, kontrol diri, hingga pertemanan.
Jika direnungkan kembali, setiap proses kehidupan selalu bergandengan dengan masalah. Datang silih berganti mendewasakan diri manusia. Oleh sebab itu, keterampilan problem solving menjadi keniscayaan dalam menghadapi tantangan hidup.
Imam Abdillah Lukman, Akademisi universitas Muhammaddiyah Aceh dalam latihan kepemimpinan dasar kolaborasi fakultas dakwah dan komunikasi (FDK) dan fakultas syariah dan hukum (FSH) menguraikan tahapan problem solving.
“Ketika dihadapi dengan masalah. tahapan awal yang perlu dilakukan yaitu identifikasi masalah, penyebab masalahya yang perlu dikaji dan dicari. Dilanjutkan dengan mencari solusi, yang perlu dipahami dan diyakini dalam mencari solusi adalah jangan terpaku pada satu pintu. Terkadang, keluar dari zona nyaman itu merupakan sebuah solusi. terakhir, mengevaluasi hasil, hal ini dilakukan untuk meminimalisir masalah-masalah yang mungkin terjadi dengan penyebab yang sama di kemudian hari,” paparnya.
Menurutnya, Masalah yang datang hari ini menjadi jawaban akan kualitas diri di masa yang akan datang. Langkah-langkah menyelesaikan problem solving antara lain:
1. Identifikasi masalah: Tentukan masalah yang sebenarnya.
2. Analisis masalah: cari penyebab masalah.
3. Buat alternatif solusi: cari berbagai kemungkinan solusi.
4. Evaluasi solusi: bandingkan dan pilih solusi terbaik.
5. Implementasi solusi: tetapkan solusi yang dipilih.
6. Evaluasi hasil: periksa apakah masalah telah teratasi.
“Problem solving yang baik itu harus berfikir kreatif, terbuka akan ide baru, hindari fanatisme, belajar dari kesalahan,” tutur Imam.
adapun hambatan-hambatan yang terjadi dalam pemecahan masalah meliputi:
1. Kurangnya informasi: dalam menyelesaikan masalah, perlu mengumpulkan banyak informasi.
2. Tekanan waktu: biasanya terburu-buru dalam mengambil keputusan.
“Sesuatu yang buru-buru itu tidak baik,” kata Ilham.
3. Emosi: emosi merupakan perasaan dan kondisi hati hati manusia yang akan berpengaruh pada tindakan. Keputusan yang baik tidak terlahir dari proses yang melibatkan emosi. Perlu diingat, dalam mengambil keputusan harus bersifat objektif tanpa melibatkan emosi.
4. Ketakutan akan kegagalan, tidak memiliki keberanian dalam mengambil resiko bukanlah sesuatu yang baik. Hal ini hanya akan menghambat perkembangan diri, keberanian sangat diperlukan dalam megambil keputusan.
“Problem solving itu terkadang muncul dari dalam diri ketika telah sering menghadapi masalah,” pungkasnya. []
Reporter: Rauzatul Jannah