Aceh Tok Tok Bukan Halangan, Voice Institute Indonesia Gali Potensi Voice Over di Aceh

Sumberpost.com | Banda Aceh – Voice Institute Indonesia mengadakan workshop bertajuk Intermediate Voice over Skill dengan praktik simulasi rekaman di studio BTJ Profilm, Banda Aceh, Minggu (13/10/2024).

Workshop ini dipandu langsung oleh Bimo Kusumo (Founder Voice Institute), Binta Nabila (Co-Founder Voice Institute), Unya (Voice over Talent), dan Chiko (Voice over Talent). Bimo Kusumo, selaku pendiri Voice Institute, menyatakan bahwa Aceh memiliki potensi besar dalam industri Voice Over.

“Kemampuan dan karakter suara rekan-rekan di Aceh sangat potensial. Ini terbukti dari kompetisi Wonder Voice 2024, di mana salah satu pemenangnya berasal dari Aceh,” ujar Bimo.

Salah satu peserta workshop, Icha Rauzatul Jannah, mengungkapkan tantangannya menjadi Voice Over. Ia mengungkap pada saat berbicara sering terpengaruh logat Aceh atau sering dikenal dengan Aceh Tok Tok (ATT).

“Saya sebelumnya belajar Voice Over secara otodidak. Namun, dalam beberapa latihan, saya merasakan masih terbawa logat Aceh saat berbicara. Saya terus berlatih agar bisa berbicara dengan lebih netral dan menjadi Voice Over yang baik dengan bahasa yang lebih umum,” kata Icha.

Bimo Kusumo juga menegaskan bahwa masalah logat tidak hanya terjadi di Aceh.

“Permasalahan logat ini tidak hanya ada di Aceh, tapi juga di seluruh Indonesia. Pada hari pertama dan kedua, saya mendengar peserta di Aceh menggunakan logat daerah saat berbicara. Namun, ketika melakukan Voice Over, logat tersebut hilang tanpa mereka sadari. Jadi, ini lebih kepada mindset, dan dengan latihan membaca skrip serta menggunakan dialek netral atau bahasa Indonesia yang baik, masalah ini bisa diatasi,” jelas Bimo.

Di sisi lain, Icha mengungkapkan rasa senangnya dapat berpartisipasi dalam workshop ini dan berharap kegiatan serupa terus diadakan.

“Saya berharap pelatihan seperti ini bisa terus ada dengan topik-topik yang menarik, sehingga bisa menjadi ajang untuk meningkatkan kemampuan, terutama bagi pemula,” tutup Icha.[]

Reporter : Agamna Azka

Editor : Anzelia Anggrahini