Adu Perspektif Tim Pemenangan Cagub dan Cawagub, Siapa yang Layak Memimpin Aceh?

Sumberpost.com | Banda Aceh – Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh, menggelar diskusi adu perspektif antar tim pemenang kedua Calon Gubernur (Cagub) dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Aceh. Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan, berkolaborasi dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Syari’ah dan Hukum, di depan gedung teater UIN Ar-Raniry, Selasa, (29/10/2024).

Kegiatan adu perspektif ini, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta kepekaan dalam hal politik di kalangan mahasiswa, serta khalayak umum. Selain memberikan pemahaman terhadap mahasiswa, kegiatan ini juga dapat membantu menambah wawasan terhadap pemilih pemula untuk Pemilihan kepala Daerah (Pilkada), pada november 2024 mendatang.

Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan UIN Ar-Raniry. Prof Saifullah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa, kegiatan ini juga dapat membuka mata kita menjadi lebih jernih nantinya, pada bulan 11 mendatang.Saifullah berharap, dengan dilaksanakannya kegiatan ini, para mahasiswa dapat membangkitkan kesadaran untuk turut andil dalam Pilkada.

“Mudah-mudahan, kegiatan ini berspektif dan memberi inspirasi kepada kita semua dan khususnya menjadi pemahaman bagi kita mahasiswa, serta pemilih. Kami berharap kepada mahasiswa, dapat peduli terhadap pentingnya menelaah, serta meneliti secara terperinci calon pemimpin,” jelasnya.

Nurlis Efendi, tim pemenangan Cagub Mualem, menyebutkan bahwa prinsip dasar yang di ambil di dalam visi-misi nya, yakni prinsip dasar ke Aceh-an itu sendiri, orang Aceh ini punya prinsip dasar yaitu kemuliaan dalam syariat islam.

Kemudian, didalam visi misinya ada disebutkan, untuk menuntaskan kemiskinan dan pengangguran, itu membutuhkan mesin untuk menggerakkannya, yaitu visi misi. Dalam meningkatkan lapangan kerja seperti petani, dia menyebutkan bahwa petani merupakan suatu profesi, bukanlah suatu bentuk pengangguran. Namun, bagaimana menjadikan profesi petani itu bermartabat.Sebelum memberikan pendapat terhadap argumen Nurlis, Iping mengatakan bahwa acara tersebut sudah gagal.

“Acara hari ini sudah gagal, sebab panitia merencanakan dari pertama saya bertanya bagaimana konsep acara, mereka membayangkan akan menciptakan acara seperti forum ALC, oleh sebab timses paslon 01 atau yang akrab dikenal dengan Ombus tidak datang atau tidak ada kabar,”ungkapnya.

Sebagai akademisi, Iping mengomentari isi pikiran yang disampaikan oleh Nurlis, yakni mengenai syariat islam, yang sesuai dengan visi-misi Mualem, dengan mematahkan argumen tersebut. Iping menyebutkan bahwa jikalau dengan menegakkan syariat islam di Aceh, kenapa harus menjadi gubernur dulu?

Kemudian, Iping juga melontarkan pertanyaan kepada timses cagub mualem, yakni seberapa berani cagub yang anda unggulkan dalam menentang pemerintahan pusat?

Menurut Iping, calon gubernur kali ini perlu menegakkan kaki nya terhadap kepemimpinan nya, jangan sampai jika dihadapkan dengan pemerintah pusat, malah “iya-iya aja”.

Dalam pertanyaan yang di sampaikan oleh Iping, dia tidak menyebutkan secara tertuju menentang dalam segi apa dan melawan dengan cara apa. Fajran, yang juga salah satu timses cagub mualem menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh Iping.

“Sebenarnya yang kita wujudkan itu adalah visi, apa yang menjadi impian kita melalui misi-misi yang ada, jawaban saya konkrit misi ke 8 tentang perdamaian berkelanjutan adalah misi yang menjadi fokus kerja kita kedepan, menghadapi pemerintah tidak harus melawan dengan mengangkat senjata, adapun ada 2 misi, yakni misi pendidikan, serta melanjutkan perdamaian,” ucapnya.

Diskusi antara akademisi dengan timses Cagub Mualem, semakin memanas setelah akademisi dan timses Mualem saling adu argumen. Namun sangat di sayangkan tim pemenangan dari pihak Ombus tidak berhadir pada acara adu perspektif antar tim pemenangan kedua Cagub dan Cawagub ini.

Hafiz, yang merupakan ketua panitia pada acara ini menyebutkan beberapa harapan yang di inginkan nya.

“Jadi harapan saya dan panitia yang lainnya, terkait dengan adu perspektif pemenangan calon gubernur dan wakil gubernur yang di buat oleh dua lembaga DEMA yakni DEMA Fisip dan DEMA FSH, mendapatkan output yang jelas, akan tetapi pada saat sesi diskusi, masih banyak hal yang sangat abstrak, masih banyak hal yang belum jelas, terkait mulai dari pertanyaan-pertanyaan audiens terhadap jubir 02,”jelasnya.

Hafiz sendiri juga menyebutkan, kekecewaan nya terhadap tim pemenangan 01, karena tidak menghadiri undangan dan tidak ada kabar, sedangkan surat telah sampai kepada mereka.

“Bagi saya ada hal yang sangat memalukan, ketika surat telah sampai akan tetapi secara mental untuk datang ke kampus, kemudian di bahas secara akademik, namun tidak datang bagi saya itu adalah sebuah hal yang sangat tidak pantas, sebagai seorang calon pemimpin, apalagi tim pemenangan nya. Ya seharusnya tim pemenangan itu adalah orang-orang yang memiliki intelektual, kalau tidak mana mungkin jadi tim pemenangan,” ucapnya.

Hafiz, berharap kepada masyarakat, untuk dapat memilih pemimpin yang benar teruji secara, pemimpin yang layak memimpin Aceh.

“Saya sendiri berharap, kepada masyarakat serta mahasiswa, untuk dapat memilih pemimpin yang benar-benar teruji secara akademik, untuk dapat memimpin Aceh kedepan, sesuai dengan tema kita yakni, siapa yang layak memimpinn Aceh,”jelasnya.

Dalam penutupannya, Hafiz menyampaikan ribuan terima kasih, terhadap panitia, dan juga terhadap yang turut membersamai acara ini.

“Ribuan terimakasih, saya ucapkan kepada para panitia, tamu undangan, dan juga tim pemenangan serta akademisi yang sudah menyukseskan acara ini,”tutupnya.[Rel]