Pelarangan NOBAR Oligarki, Rektor: Prabowo Tidak Seperti Itu
Sumberpost.com | Banda Aceh – Penggelaran Nonton Bareng (Nobar) pesta oligarki yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Hukum Tata Negara (HIMATARA) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry mendapat respon serius dari pihak kampus, Senin,(04/11/2024).
Berdasarkan pers rilis yang sumberpost terima, pihak kampus merespons postingan yang diunggah di akun instagram resmi HIMATARA bertajuk kegiatan nobar ini dengan memanggil ketua himpunan serta ketua panitia untuk memberikan penjelasan di hadapan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH).
Di akhir pertemuan tersebut, pihak kampus mencabut izin penggunaan ruang teater FSH untuk kegiatan Nobar & Diskusi, dengan alasan “keamanan.” Akibatnya, HIMATARA membatalkan acara yang dijadwalkan pada 30 Oktober 2024 kemarin.
Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Dr. Mujiburrahman, usai menghadiri kegiatan dialog ke-Acehan yang diselenggarakan di Auditorium Ali Hasyimi memberikan pelurusan terkait isu pelarangan ini.
“Sekarang telah memasuki pemerintahan pak Prabowo, mereka sedang berusaha untuk membangun Indonesia yang baik ke depan,”tuturnya saat diwawancari sumberpost.
Menurutnya, persoalan masa lalu tak layak untuk menjadi perbincangan di masa kini. Film Pesta oligarki menggambarkan aspek pemerintahan sebelumnya dan merupakan lembar persoalan-persoalan pemerintah masa Jokowi. Dalam kaca mata hukum telah di uji di pengadilan tinggi negeri dimana mereka berharap ini sudah selesai.
“Hari ini, oligarki dikaitkan dengan pemerintahan pak Prabowo, itu tidak tepat. karena saya melihat komitmen pak Prabowo tidak mengarah kesana,” ujarnya.
Mujiburrahman mengatakan, pelarangan ini bukan bentuk penjegalan terhadap kebebasan berekspresi mahasiswa.
“Mahasiswa silahkan saja berekspresi dalam bingkai aturan yang dibolehkan termasuk tentang oligarki ini. Silahkan menyalurkan kritikan dan masukan lewat jalur akademiknya. Artinya, ini memungkinkan mahasiswa fakultas hukum membuat satu usulan untuk membuka kembali persoalan ini. Sehingga isu ini dapat dibahas kembali. Bukannya demo atau nonton film, itu juga tidak akan selesai masalah. Jalur itu harus disesuaikan,” jelasnya.
Dalam hal ini, Mujiburrahman mengaku pihak rektorat masih belum menerima informasi detail terhadap persoalan ini.
“Hal ini telah ditangani di fakultas. Kemarin pihak keamanan telah menyampaikan peniadaan kegiatan nobar ini kepada fakultas. laporan detail terkait hal ini juga belum kami terima,” katanya.
Lanjutnya, pihak rektorat membuka pintu audiensi untuk mahasiswa terkait pelarangan kegiatan ini.
“Kalau mereka nantinya ingin mengetahui informasi detail terkait kebijakan atau sebagainya, kami membuka peluang untuk berdiskusi di rektorat,” tutupnya.
Pernyataan ini bertentangan dengan pers rilis yang Sumberpost terima, HIMATARA telah melayangkan surat audiensi kepada pihak rektorat bertepatan pada milad UIN Ar-Raniry yakni 31 oktober 2024 kemarin. Namun, hingga saat ini HIMATARA dan panitia penyelenggara belum menerima penjelasan yang jelas dari pihak kampus terkait alasan pelarangan tersebut.
Sejalan dengan hal tersebut, ketua HIMATARA dalam wawancara singkat bersama Sumberpost melalui WhatsApp mengungkapkan, pihaknya belum mendapatkan tindak lanjut pasca pelayangan surat audiensi ke bagian umum rektorat pada 31 Oktober lalu.
“Kami belum mendapatkan konfirmasi apapun dari pihak rektorat. Padahal, saat mengirimkan surat audiensi ke bagian umum, telah kami sertakan kontak,” tutupnya.[]
Reporter : Rauzatul Jannah
Editor : Anzelia Anggrahini