ORMAWA Psikologi tak Perjuangkan Suara Mahasiswa, Benarkah?
Sumberpost.com | Banda Aceh – Dinamika gedung psikologi sampai saat ini belum mendapatkan kejelasan. Hal ini mengundang pertanyaan besar bagi mahasiswa Psikologi, Kamis,(05/11/2024).
Mahasiswa XN (nama disamarkan) dalam pernyataan nya menyebutkan penetapan gedung Psikologi menjadi pertanyaan besar baginya.
“Kami terus mempertanyakan kelanjutan terkait penetapan gedung Psikologi karena terus mendapat penguluran,” katanya.
Menurut surat edaran dekan Fakultas Psikologi tentang perpindahan ruang kuliah menyebutkan, ruang-ruang perkuliahan mahasiswa Psikologi yang tidak menetap pada satu gedung. Diantaranya pusat bahasa, pusat bisnis, perpustakaan dan LP2M. Surat edaran pemindahan sementara ruang kelas Psikologi ini berlaku hingga 19 Oktober 2024.
Alhafiz Hidayat, ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Psikologi, Universitas Islam Negeri (UIN), Ar-Raniry menjabarkan kronologi yang sebenarnya terjadi.
13 juli 2024 lalu, hari dimana rektor mengadakan rapat untuk pertama kalinya dan membahas pemakaian sementara gedung Psikologi untuk visitasi Fakultas Kedokteran. Dalam rapat tersebut, ia mengaku awalnya ORMAWA Psikologi sepakat untuk mempertahankan gedung lama mengingat sejarah dan cerita yang terukir di gedung berwarna ungu tersebut.
Di sana, rektor menyampaikan hal yang tidak mereka duga, yakni pemindahan Psikologi ke gedung baru yang dibangun tepat dibelakang Psikologi. Alhafiz dalam rapat tersebut juga membawa beberapa isu yang dipertanyakan langsung dihadapan rektor. Meliputi, Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) yang semakin dekat. Ia mempertanyakan bagaimana pihaknya menjelaskan kepada mahasiswa baru terkait identitas Fakultas.
Tak sampai disana, Alhafiz juga mempertanyakan status Fakultas Psikologi yang dipinjam sesaat untuk visitasi. Apakah gedung Psikologi yang lama akan dikembalikan setelah visitasi.Namun, jawaban yang didapatkan dari rektor justru membingungkan.
“Kamu kalo punya rumah baru mau ke rumah lama, jangan mendramatisir sesuatu. Semua keputusan ada di tangan kalian. Apa mau pindah atau tidak setelah visitasi nanti,” kata rektor.
Kemudian, di hari PBAK ada satu gerakan yang dibuat oleh Ormawa Psikologi, yaitu menggelar spanduk bertuliskan ‘Psikologi tetap Psikologi’. Akibat gerakan tersebut, Alhafiz mengaku dipanggil oleh dekan dan mendapat kecaman serius disana.Ia juga mengungkapkan alasan jelas mengapa tidak memilih melakukan aksi untuk menyelesaikan permasalahan ini.
“Posisi Fakultas Kedokteran saat belum resmi. Demo hanya akan menghambat perkembangan UIN yang sedang sangat diusahakan oleh rektor. Sejalan dengan itu, kita juga harus tetap mempertanyakan bagaimana perkuliahan kita, akademik kita, dan prodi kita,” jelasnya.
Lanjut Alhafiz, memasuki Minggu pertama perkuliahan, dekan mengutusnya untuk mengikuti Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Internasional Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) ke Ie Suum, Aceh Besar. Tak lama dari itu, disusul ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Psikologi mengikuti KPM tematik ke Nagan Raya.
“Jadi waktu itu posisinya ketua ORMAWA yang stay hanya ketua SEMA psikologi,” katanya.
Di minggu kedua, terbit edaran kuliah online karena Pekan Olahraga Nasional (PON). Di minggu kedua tersebut, rektor kembali mengadakan rapat dan membahas pemindahan sementara ruang pembelajaran Psikologi menjadi beberapa titik. Minggu ketiga perkuliahan, Alhafiz mengaku mendapat banyak pertanyaan dari dosen dan mahasiswa terkait kejelasan gedung Psikologi. Ia terus berupaya menghimpun banyak aspirasi dari tiap mahasiswa yang ditemuinya.
“Sebagian ada yang menginginkan gedung baru mengingat fasilitas yang lebih memadai, sebagian lainnya masih mempertahankan gedung lama,” katanya.
Lanjut Alhafiz, pada gedung baru tersedia 20 ruang pembelajaran. Sedangkan dekan, dalam PBAK menyebutkan hanya delapan ruangan yang dapat digunakan untuk Fakultas Psikologi. Berarti, sisa ruangan yang lain akan dialihkan untuk mahasiswa fakultas lain.
“Pertanyaan besar bagi ORMAWA adalah, apakah akan ada identitas Fakultas Psikologi di gedung baru itu,” ujaranya.
Di saat yang bersamaan, Fauzan Azhari selaku ketua dewan eksekutif mahasiswa DEMA Fakultas Psikologi menyebutkan bahwa pihaknya terus menanyakan kejelasan gedung Psikologi kepada dekan.
“Kami terus mempertanyakan hal tersebut pada dekan. Kami tetap menjaga etis, bertanya berulang-ulang kali untuk hal yang sama. Namun, lagi-lagi dekan tidak mampu memberikan kejelasan,” ujarnya.
Sebutnya, sebenarnya ia ingin menyelesaikan masalah ini sebelum berangkat KPM di Nagan raya. Awalnya, rektor pernah memberikan instruksi untuk kembali menggunakan ruang Psikologi yang lama untuk melangsungkan pembelajaran. Hal yang tak diduga pun terjadi saat ia berangkat KPM.
“Surat pemindahan sementara ruang Psikologi ke beberapa gedung diedarkan saat saya sudah berangkat KPM. Dan lucunya, masa surat itu habis di 19 Oktober. Dimana, hari itu saya pulang KPM,” ujarnya.
Lanjutnya, sepulang KPM ia langsung mempertanyakan kembali kepada dekan terkait kejelasan ruang pembelajaran Fakultas Psikologi.
“Kata dekan waktu itu, akan ada surat edaran perpanjangan baru. Namun, dari tanggal 20 Oktober hingga 05 November tidak ada pemberitahuan perpanjangan. Akibatnya, mahasiswa masih belajar di beberapa gedung yang telah ditentukan sebelumnya,” jelasnya.
Kata Fauzan, poin inti saat ini yang paling diperjuangkan ORMAWA adalah mempersatukan kembali mahasiswa psikologi.
“Kita perjuangkan apa yang ada di depan mata, mahasiswa Psikologi sudah terpisah-pisah. Kita satukan dahulu mahasiswa Psikologi dalam suatu tempat. Setelah itu kita lanjut ke mekanisme selanjutnya,” tutur fauzan.
Pada 5 November, Fauzan menerima surat perpindahan ruang belajar Psikologi ke gedung baru yang berada tepat di belakang gedung Psikologi lama. Ruang yang dapat digunakan oleh Fakultas Psikologi hanya delapan ruang untuk pembelajaran dan dua ruang untuk konseling. Dalam surat ini tertera, pemindahan ini bersifat sementara, menunggu keputusan pimpinan.
“Disini ada yang janggal, surat tersebut di terbitkan tanggal 31 Oktober 2024. Namun, baru kami terima tanggal 05 November 2024,” pungkasnya. []
Reporter : Rauzatul Jannah
Editor : Anzelia Anggrahini