Kilauan Potensi Bertumpuk Sampah di PKM, Salah Siapa?

Sumberpost.com | Banda Aceh – Setelah diaktifkan 2015 silam, gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) sudah terukir dengan sejumlah retakan. Rengkahan hitam ini muncul dan menjalar ditembok-tembok. Cat gedung tak lagi seperti semula, warnanya perlahan pudar dan mengelupas.

Bangunan berlantai dua ini mendapati penghuni baru. Namun bukan dari golongan mahasiswa. Pendatang baru ini berbentuk abstrak dengan motif warna-warni. Ia singgah dan menempati pojok-pojok lantai. Beberapa diantaranya menjorok ke dinding.

Pendatang unik, tak bernyawa namun berkembang biak. Perlahan memenuhi  dan  menjoroki lantai. Bertumpuk dan menggunung di sana. Tak tahu siapa senimannya. Karya nyata yang penuh makna.

Sejumlah mahasiswa yang aktif dalam organisasi saban hari keluar masuk dari gedung sentral ini. kendati demikian, tidak ada yang tahu kapan motif ini dipupuk dan disempurnakan.

Kondisi Gedung PKM pada 16 Oktober 2024

Sinar baskara siang hari menembus jendela tanpa gorden di gedung itu. Benda warna warni tak bertuan ikut terkena pula cahanya. Saring laba-laba menjalar disana. Debu tebal tak mau kalah, berlomba menyelimuti benda berbau tak sedap yang mendiami lantai.

Benda itu adalah sampah-sampah yang tergeletak bertumpuk di banyak sudut. Disana tak sendiri, bangkai sarana fungsional ikut membersamai.  Mendiami beberapa pojok gedung di lantai dua. Tergeletak begitu saja tanpa posisi pasti, sama-sama tak dapat digunakan lagi.

Kondisi Gedung PKM pada 16 Oktober 2024

Beginilah kondisi gedung pusat kegiatan mahasiswa (PKM). Sebuah tempat yang menjadi wadah berkumpulnya mahasiswa dengan berbagai potensi. Pusat kegiatan sentral kemahasiswaan ini selain bertabur minat dan bakat mahasiswa, sayangnya juga harus bertabur sampah.

Hilmi, pria paruh baya yang menduduki posisi Kepala Bagian Umum Biro Administrasi Umum, Kepegawaian dan Keuangan (AUPK) Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry pernah berkata, ada dua petugas cleaning service yang ditugaskan untuk membersikan gedung ini.

“Selama ini kami tempati cleaning service di lokasi itu dua orang. Petugas untuk membersihkan PKM,” ujarnya (12/11/2024).

Keningnya berkerut medapatkan fakta bahwa PKM begitu kotor. Pasalnya, ada petugas cleaning service yang ditugaskan kesana. Kurang dari satu menit, ia menghidupkan handphonenya dan menelpon seseorang disana.

“Saya akan coba tindak lanjuti permasalahan ini. Jika seperti ini kejadianya, saya akan turun lapangan,” tegasnya.

Didepan tumpukan dokumen yang memenuhi mejanya, Hilmi menghela nafas kasar. Sesekali meperbaiki kacamatanya. Permasalahan kinerja cleaning service yang kurang maksimal memiliki alasan kemanusian yang tak bisa diselesaikan hanya menggunakan pikiran. Melainkan juga pertimbangan hati nurani.

“Tenaga cleaning service kita sekarang rata-rata wanita paruh baya, tenaganya mungkin tidak maksimal lagi. Mereka tetangga kita, masyarakat sekitar yang kita perdayakan lewat profesi cleaning service. Kinerjanya mungkin tidak maksimal, kita akan beri pemahaman lagi,” jelasnya.

Meskipun demikian, Hilmi tetap menegasan pentingnya evaluasi. Terlebih lagi UIN Ar-Raniry saat ini memegang amanah akreditasi unggul. Segala permasalahan yang terjadi, diselesaikan tidak hanya dengan pimpinan melainkan sinergitas dari tim.

“Selama saya menjabat disini. Saya mau pembenahan lingkungan eksternal atau internal berjalan. Saya coba belajar agar lembaga kita ini dikenang yang baik-baiknya. Lembaga kita sudah unggul, namun yang mengetahui lapangan tetap adik-adik mahasiswa. Kita akan coba benahi yang terjadi PKM itu” tuturnya.

Tak berhenti disana, Hilmi juga mengharapkan partispasi mahasiswa untuk menjaga kebersihan PKM.

“Saya minta kerjasama mahasiswa untuk menjaga kelestarian lingkungan dan lembaga kita agar lebih bersih. Karena ini juga anjuran agama kita. Kebersihan bahagian dari iman,” pungkasnya.

Kondisi gedung PKM November 2024. []

Reporter: Rauzatul Jannah