Serba Serbi Imlek di Bumi Serambi Mekah
Sumberpost.com|Banda Aceh – Wangi khas dupa yang telah dibakar mencolok indra penciuman. Asapnya mengepul menabrak atap-atap vihara. Beberapa lilin dan buah buahan disusun di tempat-tempat sembahyang. Mereka yang merayakan, khusyuk melaksanakan sembahyang di dalam vihara. Mata mereka terpejam dengan dupa di tangan mereka, sembari merapalkan do’a di tahun ular kayu ini, Rabu,(29/01/2025).
“Kita ngapain ya disini ?,” ujar seorang pria berkaca mata sembari mengintip di sela-sela pagar Vihara Dharma Bhakti, Peunayong, Banda Aceh. Ocehan singkatnya sukses menggelitik teman-teman yang ada di sampingnya.
“Iya, ngapain ya ?,”ujar beberapa orang yang berada di sekitarnya.
Tahun ini, merupakan tahun pertama Andre menyaksikan perayaan Imlek. Rasa penasaran nya begitu besar, namun ragu untuk memasuki Vihara. Andre dan teman-teman mendapatkan informasi pertunjukan barongsai melalui media sosial.
“Kami pertama kali melihat ini. biasanya Cuma dengar barongsai, Tapi ngga pernah nonton,” ujar Andre.
Awalnya, Andre berniat untuk pergi refreshing ke Mata Ie, namun hari ini ia menyempatkan untuk menonton barongsai sebelum pergi ke sana.
“Niatnya mau ke Mata Ie, tapi kesini dulu. biar gak kepikiran,” ucapnya.
Pukul 09.00 WIB, ratusan masyarakat Aceh padati Vihara. Awalnya, masyarakat Aceh yang notabenenya muslim hanya melihat prosesi ibadah Imlek melalui sela-sela pagar vihara. Namun, tak lama dari itu, dua mobil pick-up hitam berhenti disana dan menurunkan para pemain barongsai.
Warga berbondong-bondong memasuki Vihara, memadati halaman disana untuk menyaksikan atraksi barongsai. Tambur mulai dipukul, tanda atraksi segera dimulai. Kemudian disusul dengan simbal, kenong dan alat musik lainnya.
Tiga barongsai mulai memasuki Vihara. Tarian ini dimainkan oleh dua orang dengan kostum menyerupai singa. Barongsai merupakan tarian tradisional yang ditungu-tunggu masyarakat saat perayaan Imlek.
Penampilan Barongsai berlangsung selama kurang lebih 15 menit. Kemudian para penari meninggalkan Vihara. Tak lama dari itu, kerumunan masyarakat meninggalkan Vihara satu persatu, menyisakan beberapa dari mereka yang melangsungkan ibadah Imlek.
Hermawati, warga kampung mulia mengungkapkan tak merasa terganggu atas antusias Masyarakat Aceh dalam menyaksikan perayaan Imlek.
“Saya tidak merasa terganggu, itu bergantung kekhusyukan kita saat beribadah. Kita kalau mau ibadah ya ibadah aja, Kalau menganggu enggak sih, itu bergantung kita,” ujarnya.
Menurut Hermawati, rasa penasaran masyarakat terhadap sesuatu yang baru merupakan hal lumrah. Ia mengungkapkan juga penasaran dengan tempat Ibadah umat Muslim di Aceh.
“Saya juga pernah ke mesjid Raya,” katanya.
Hermawati telah 5 tahun berada di Aceh. Sebelumnya, ia tinggal di Medan. Awalnya, ia juga merasa takut akan budaya di Aceh, terlebih lagi dengan Syariat Islam yang sangat kental di Aceh. Namun, hal tersebut hanya sebuah bayang-bayang menakutkan yang tak pernah terwujudkan di bumi serambi mekah ini.
“Pertama kali sih takut ya, tapi sekarang tidak lagi. Lebih aman di Aceh sih. Orang-orangnya pun sopan,” pungkasnya. []
Reporter : Rauzatul Jannah
Editor : Anzelia Anggrahini