
Sekelompok Perempuan dan Anak Muda Bahas Deklarasi Aksi Perempuan
Sumberpost.com | Banda Aceh – Sekelompok perempuan dan anak muda yang tergabung dari berbagai organisasi mendiskusikan isu dan aksi perempuan masa kini sebagai refleksi hari perempuan internasional, Banda Aceh (11/02/2024).
Organisasi yang terlibat dalam diskusi via zoom ini antara lain Komite Kesetaraan Nasional (K2N) KSBSI, Flower Aceh, Sekolah Hak Asasi Manusia (HAM), Forum Perempuan Akar Rumput (FKAR), Forum Perempuan Muda, Satgas Pencegahan Pelecehan Seksual, YouthID, Paralegal Komunitas, Teduh Comunity, Pelajar Islam Indonesia (PII) Wati dan mahasiswa Ilmu Politik Universitas Syiah kuala (USK).
Dalam sambutanya, Dian Yudianingsih, Ketua Komite Kesetaraan Nasional (K2N) menyebutkan momen perayaan hari perempuan internasional tahun ini, semakin menyadari kita bahwasanya keberanian perempuan untuk bersuara dan bertindak dalam segala aspek kehidupan menjadi kekuatan perubahan yang tidak bisa diabaikan.
“Secara kolektif, gerakan perempuan juga terus memperjuangkan kebijakan yang mendukung perlindungan terhadap perempuan dari kekerasan. Sehingga memastikan suara perempuan terdengar pada setiap pengambilan keputusan di tingkat nasional,” jelasnya.
Disaat yang bersamaan pula, Riswati, Direktur Eksekutif Flower Aceh menyebutkan bahwasanya menurut laporan dari World Economic Forum, dengan laju kemajuan saat ini, dunia membutuhkan waktu hingga tahun 2.158, dalam artian membutuhkan waktu lebih dari lima generasi untuk mencapai kesetaraan gender penuh.
Riswati mengatakan perempuan dan feminis memiliki peran yang sangat strategis, bukan hanya saksi, tetapi juga motor penggerak perubahan. Tantangan seperti kesenjangan upah, diskriminasi, dan kekerasan berbasis gender masih menjadi realita yang harus dihadapi bersama.
“Melalui setiap aksi, kampanye, dan dialog yang kita bangun, mari terus perkuat tekad untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan inklusif bagi semua. Bersama-sama, kita terus menyalakan semangat keberanian dan solidaritas, agar setiap perempuan merasa dihargai, didengar, dan memiliki hak yang sama untuk meraih mimpi serta berkontribusi bagi kemajuan masyarakat,” jelasnya.
Dalam diskusi ini, Gebrina Rezeki, kepala sekolah HAM Perempuan menyoroti fenomena saat ini dimana perempuan dan kelompok muda hanya diberikan ruang untuk keterlibatan. Namun tidak untuk berpartisipasi secara aktif.
“Mengapa penting bagi kaum muda untuk merebut partisipasi publik saat ini, karena orang muda adalah penerus. Jika kita tidak peduli dengan ruang itu, bagaimana masa depan bangsa kita,” tututnya.
Menurut Gebrina, keterlibatan kaum muda sangat penting. Ditambah lagi stigma yang menolak keterlibatan kelompok muda karena dianggap belum perlu. Pepatah lama juga mengatakan belajar dari kesalahan. Jika kita tidak diberi ruang bagaimana kita akan belajar. Kesalahan itu wajar dan menjadi pembelajaran.
“Jika ruang partisipasi itu tidak ada ayo kita rebut. Jika ruangnya ada, ayo kita gunakan ruang itu sebaik mungkin. Untuk benar menyalurkan aspirasi kebutuhan kelompok muda untuk bisa membangun bangsa,” jelasnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Rika Yusrina, orang muda yang berhasil menjadi Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual PPKS 2023 membagikan pengalamanya saat mencoba meraih ruang partisipasi.
“Pernah beberapa kali mendengar banyak teman-teman yang jadi korban, tapi tidak berani speak up. Jadi saat ada pendaftaran satgas PPKS, saya sebagai orang muda sadar bahwasanya ini ruang yang harus saya ambil,” ujarnya.
Menurutnya, keterlibatan orang muda juga menjadi peluang yang tepat untuk menyampaikan informasi secara tepat. Sebagai orang muda, Rika mengungkapkan budaya pencegahan penting untuk kita bangun dengan tidak menoleransi pelecehan sekecil apapun, bahkan candaan yang melibatkan fisik.
“Penting untuk langsung menegur candaan yang mengaitkan fisik. Jika kita diam, maka kita termasuk orang yang memperkuat budaya pelecehan. Ketika pendekatan dilakukan oleh kaum muda, maka akan lebih mudah untuk menyampaikan informasi,” pungkasnya. []
Reporter : Rauzatul Jannah
Editor : Alya Ulfa