Tolak RUU TNI, Mahasiswa Unjuk Rasa di DPRA

Sumberpost.com | Banda Aceh – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam aliansi rakyat meenggugat melakukan unjuk rasa di halaman kantor Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).

Aksi ini digencarkan untuk mendesak dan menolak pasal yang dianggap bermasalah pada undang-undang (UU) Tentara Republik Indoensia (TNI) yang disahkan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada 20 maret yang lalu, Banda Aceh, Jum’at (21/03/2025).

Massa tiba di kantor DPRA pada pukul 16.17 WIB dan berhasil masuk ke perkarangan kantor dengan tanpa keributan. Disana, tiga perwakilan dari organisasi mahasiswa yang unjuk rasa melakukan orasi.

Diatarannya, Teuku Raja Aulia Habibi, presiden Mahasiswa Universitas Islam (UIN) Ar-Raniry, Muhammad Ikram selaku presiden mahasiswa Univeristas Syahkuala (USK) dan Rifaldy, perwakilan Himpunan Mahasiswa Islam Kota Banda Aceh.

Dalam orasinya, Habibi mengungkapkan kekecewan terhadap pengesahan regulasi TNI yang baru tidak mendapatkan sanggahan sedikitpun dari DPR. Habibi mempertanyakan fungsi perwakilan rakyat apabila tidak merepresentasikan suara rakyat.

“Saya yakin, teman-teman perwakilan mahasiswa dan rakyat yang telah berhadir disini, merasakan keresahan yang sama. Kita sudah sepakat bahwasanya undang-undang itu bermasalah. Tapi dalam pegesahannya, tidak ada satupun interupsi. Semuanya sepakat, sudah seperti mubes mahasiswa,” jelasnya.

Habibi mengatakan permasalahan terkait undang-undang selalu hadir tiap waktu dan terus menjadi keresahan hingga menakuti mahasiswa. Ditambah lagi, doktrin yang sudah tertanam pada mahasiswa adalah sebuah aksi tidak menghasilkan apapun. Menurutnya, hasil dari sebuah aksi ialah segala hal yang akan mahasiswa perjuangkan kedepan.

“Kalau patut dibilang, yang paling merasakan terkait pengesahan UU TNI adalah Aceh. Hari ini, hadirnya kita disini adalah untuk menanyakan itu, hasil dari buah perjuangan rakyat Aceh. Kita tidak ingin demokrasi kita selalui dicedarai,” katanya.

Habibi juga menekankan hasil konsolidasi dimana menuntut DPRA untuk mengeluarkan pernyataan sikap dari pemerintah Aceh untuk menolak UU TNI.

“Kami bukan hanya membawa ego kami disini, tapi ego seluruh masyarakat,” tegasnya.

Disisi lain, dalam barisan massa, Yohanna perwakilan Korps HMI-Wati mengungkapkan puasa bukanlah rintangan untuk melakukan aksi.

“Walaupun kami sedang puasa, kami tetap membara dan semangat untuk memperjuangkan Indonesia,” ujarnya.

Ia mengungkapkan perempuan juga harus mengambil peran untuk memperjuangkan keadilan. Hal ini dikarenakan cukup banyak tokoh pahlawan wanita Indonesia yang harus dijaga semangatanya untuk generasi kedepan.

“Sejarah yang sudah kita lalui, banyaknya pahlawan indonesia apalagi dari Aceh. Banyaknya perempuan yang mau berjuang. Hal itu jangan sampai hilang. Kita adalah bunga revolusi yang harus memperjuangkan kemerdekaanya,” pungkasnya.[]

Reporter : Rauzatul Jannah

Editor : Aininadhirah