Pendidikan Bukan Sekadar Mengajar, Tapi Membangun Kesadaran

Sumberpost.com | Banda Aceh – Hari Pendidikan Nasional bukan sekadar peringatan rutin, melainkan momen penting untuk merenungi kembali esensi dari pendidikan itu sendiri.

Sebagai mahasiswa yang menempuh studi di bidang keguruan, saya melihat pendidikan hari ini masih menghadapi banyak tantangan: kurikulum yang terlalu padat, pembelajaran yang kaku, hingga kesenjangan akses yang nyata antara kota dan daerah.Harapan saya untuk pendidikan Indonesia ke depannya sangat sederhana, namun mendasar: pendidikan yang membebaskan dan memanusiakan.

Pendidikan seharusnya tidak menjadikan peserta didik hanya sebagai objek yang dijejali teori, tetapi sebagai subjek yang dibimbing untuk berpikir, merasa, dan bertindak. Kita perlu sistem yang membentuk karakter, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan menghargai keberagaman cara berpikir.

Pendidikan masa depan juga harus lebih kontekstual dan adaptif. Di tengah perkembangan teknologi yang pesat, guru harus diberi ruang dan pelatihan untuk berinovasi. Kita tidak bisa terus bertahan dengan metode lama di dunia yang terus berubah. Teknologi harus menjadi alat bantu, bukan pengganti nilai-nilai kemanusiaan.

Sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab, penulis juga bermimpi agar bahasa khususnya Bahasa Arab, tidak hanya dipelajari sebagai kewajiban akademik, tapi sebagai jendela budaya dan pemahaman lintas peradaban.

Bahasa bisa menjadi alat untuk menanamkan nilai-nilai toleransi, moderasi, dan saling menghargai di tengah dunia yang kerap terpolarisasi.

Penulis percaya bahwa pendidikan sejati adalah pendidikan yang menyalakan harapan dan membentuk keberanian untuk bermimpi. Maka, mari kita mulai membangun pendidikan yang tidak hanya mendidik otak, tapi juga menyentuh hati dan membentuk karakter.[]

Penulis : Muhammad Kemal Kharazi