
Harun Ar-Rasyid: Pahlawan Kepemimpinan Abbasiyah
Sumberpost.com | Banda Aceh – Orang mana yang tidak mengenal Harun Ar-Rasyid? Khalifah kelima Dinasti Abbasiyah ini sangat terkenal, dan namanya bahkan disebut dalam cerita “Seribu Satu Malam”. Pemerintahannya membawa Dinasti Abbasiyah ke puncak kejayaan. Bagaimana kepemimpinannya?
Kesuksesan Harun Ar-Rasyid bergantung pada gaya kepemimpinannya yang unik, yang menggambarkan pemimpin yang fleksibel dan adaptif. Dia tidak seperti pemimpin yang kaku. Mungkin tegas seperti diktator, tetapi juga demokratis dengan mempertimbangkan pendapat publik. Ia juga memiliki kharisma yang luar biasa, yang mampu menghidupkan seluruh masyarakatnya. Dia seorang pemimpin yang pandai menyesuaikan diri.
Menjadi seorang putra mahkota yang hebat, Harun Ar-Rasyid adalah anak seorang khalifah yang dilahirkan di Rayy pada tahun 766 M. Dia mendapat pendidikan terbaik, dan berkat bimbingan bijak keluarga Barmak, dia mempelajari agama dan ilmu pemerintahan. Ia sudah terlibat dalam pemerintahan dan memimpin perang melawan Bizantium sejak muda. Pengalaman ini membangunnya menjadi seorang pemimpin yang kuat.
Pemimpin yang dekat dengan masyarakatnya ke Pemimpin Harun Ar-Rasyid dikenal sebagai pemimpin adil dan peduli pada rakyatnya. Dia sering menyamar, berbaur dengan orang lain untuk melihat langsung keadaan mereka. Dia tidak hanya mendengar keluhan orang-orang yang tertindas; dia langsung membantu mereka. Istrinya, Zubaidah, terkenal sangat dermawan.
Segala aspek mengalami kemajuan pesat. Abbasiyah mengalami kemajuan pesat di bawah kepemimpinannya. di mana buku-buku dari berbagai bahasa diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, yang menyebabkan perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat. Perpustakaan megah Baitul Hikmah berubah menjadi pusat ilmu pengetahuan terkemuka. Selain itu, perdagangan dan pertanian berkembang pesat, menjadikan Baghdad kota perdagangan terkaya di dunia.
Menghormati Para Ilmuwan dan Ilmu Pengetahuan. Harun Ar-Rasyid sangat menghargai ilmu pengetahuan dan ilmuwan. Dia menghormati para ulama dan ilmuwan, mendukung penerjemahan buku, dan mendirikan Baitul Hikmah. Dari astronomi hingga sastra, berbagai bidang ilmu berkembang pesat berkat dukungannya.
Tantangan dan kegagalan dalam pemerintahan Harun Ar Rasyid Pemerintahan Harun Ar-Rasyid menghadapi tantangan walaupun begitu jaya. Dia mampu menangani beberapa pemberontakan. Namun, masalah sukses siapa yang akan menjadi penerusnya?
Ini menjadi masalah penting yang tidak dapat diselesaikan. Kegagalan ini menyebabkan Dinasti Abbasiyah runtuh setelah ia meninggal.
Hubungan Rumit dengan Bizantium. Hubungan Harun Ar-Rasyid juga menarik. Pada awalnya, Bizantium menghormati. Namun, kaisar baru menantang. Kemudian terjadi perang, menunjukkan kekuatan militer Abbasiyah. Namun, meskipun ada pengkhianatan, perdamaian akhirnya tercapai.
Perbandingan masa harun ar rasyid dengan Indonesia Modern. Pada masa Harun Ar-Rasyid, seorang Khalifah memegang semua kekuasaan sedangkan pada masa indonesia modern kekuasaan dipegang oleh Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung Indonesia yanga saling mengawasi.
Antara sistem demokrasi kontemporer Indonesia dan sistem sentralistik masa kepemimpinan Harun Ar Rasyid. Sistem Indonesia saat ini menganut demokrasi dengan pemilihan presiden yang dilakukan oleh rakyat, tetapi sistem sentralistik masa kepemimpinan Harun Ar Rasyid menempatkan semua keputusan di tangan Khalifah. Indonesia memiliki sistem birokrasi modern yang desentralisasi dan memberi daerah lebih banyak wewenang.
Sistem Hukum yang Berbeda: Sistem hukum Abbasiyah didasarkan pada Syariat Islam, dan Indonesia memiliki sistem hukum yang lebih kompleks yang menggabungkan hukum positif, adat, dan agama. Negara ini juga menghormati hak asasi manusia dan supremasi hukum.
Tujuan yang Sama: Kesejahteraan Rakyat. Meskipun sistem pemerintahannya berbeda, tujuannya sama: mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat. Pada akhirnya, baik kepemimpinan Harun Ar-Rasyid maupun Indonesia modern menginginkan agar rakyatnya hidup dengan kemakmuran dan kebahagiaan.[]
Penulis : Aula Geubrina, Mahasiswi Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintahan
Editor : Aininadhirah