Wacana mengenai pemberlakuan parkir berbayar untuk setiap kendaraan muncul di UIN Ar-Raniry, Banda Aceh. Namun, lantaran memiliki beberapa kendala, proyek yang direncanakan tahun depan tersebut akhirnya ditunda.
“Semula, pihak kampus memang menerima proposal dari perusahaan yang bergerak di bidang pengamanan parkir. Namun, melihat masih banyaknya sarana dan prasarana UIN yang belum selesai, maka program parkir berkartu itu tidak kita laksanakan dulu,” Kata Kasubag Barang MIlik Negara (BMN) UIN Ar-Raniry, Hilmi kepada Kuphi Kampus beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan program yang ditawarkan pihak swasta itu terbilang cukup canggih, yaitu menggunakan aplikasi kartu. “Kita masuk (ke area kampus) dengan menggunakan kartu. Jadi nanti setiap mahasiswa (yang mempunyai kendaraan) punya kartu untuk masuk ke UIN. Tapi karena kami lihat biayanya lumayan mahal, jadi sementara belum bisa diterapkan. Mungkin tiga tahun ke depan,” ujar Hilmi.
Lagipula lanjut Hilmi, pihak pimpinan juga belum membahas soal sistem pengamanan itu. Menurutnya, kalaupun nanti sistem parkir itu jadi dilaksanakan, maka tidak untuk dipungut biaya. “Parkir itu gratis. Sebagai fasilitas yang disediakan oleh kampus untuk kenyamanan mahasiswa. Biar kendaraanya tidak kena hujan, tidak kena panas,” tegas Hilmi.
Parkir Baru Tidak Memadai
Beberapa waktu UIN baru saja menyelesaikan pembangunan parkir baru. Mengenai hal itu, Hilmi juga angkat bicara. Ia mengatakan tempat parkir yang baru berdiri di tiap-tiap fakultas sekarang ini memang tidak memadai. Ia memisalkan pada fakultas Dakwah. Kendaraan setiap hari mencapai lima ratusan, namun yang bisa ditempati di parkir baru tersegut hanya sekitar 50-an kendaraan. “Itu hanya untuk sementara. Kedepan akan kita kembangkan lagi,” tutur Hilmi.
Sementara itu ditemui di tempat terpisah, salah seorang Satpam Fakultas Dakwah, Azhar mengatakan, siap pakainya tempat parkir beratap di seputaran kampus UIN Ar-Raniry banyak memakan tempat. Pasalnya, kendaraan roda dua milik mahasiswa yang mulannya mampu menampung 500 sepeda motor perhari, kini sudah tidak muat lagi menampung semuanya.
Pantauan Kuphi Kampus di lapangan, semenjak dibangun parkir baru tersebut. Kendaraan mahasiswa fakultas tersebut yang sebelumnya dapat memenuhi area parkir, kini terpaksa memarkirkannya di pinggiran trotoar luar fakultas.
“Biasa menyoe lon atoe be get, saboh banja meteume 75 honda, jino hana ek lee. Tempat parkir baronyan lee tat pajoh tempat,” ujarnya dalam bahasa Aceh yang artinya, biasanya kalau saya atur dengan bagus, satu banjar tempat parkir di fakultas Dakwah bisa muat 75 honda. Sekarang tidak muat lagi. Tempat parkir yang baru itu banyak memakan tempat.
Menurut Azhar, tempat parkir beratap itu tidak banyak berfungsi karena hanya mampu menampung 50 sepeda motor. “Rugo dipeudong tempat parkir,” kata Azhar.
Seharusnya kata Azhar, jika tempat parkir hanya mampu menampung 50 sepeda motor, lebih baik dikhususkan saja untuk dosen dan karyawan. “Nyoe Soe awai jak, jih meteume puduk honda, yang telat jak, hana tempat puduk honda,” ungkapnya.
Oleh: Desi Badrina dan Fuadi Mardhatillah