Sumberpost.com | Banda Aceh – “Ketika saya mendapatkan izin untuk berjualan disini, memang tidak ada syarat harus pakai rok. Kalau disuruh pakai rok, maka saya akan pakai rok.” Hal itu diungkapkan Teti Pinolia, salah seorang distributor Telkomsel saat ditemui di kantin Jami’ah kampus UIN Ar-Raniry, Senin, (13/1).
Teti mengatakan, beberapa waktu lalu ia menerima surat berisi ancaman terkait masalah ia tidak memakai rok pada saat berjualan kartu internet di kantin tersebut. Surat ancaman itu diperkirakan dikirim oleh mahasiswa UIN Ar-Raniry, yang tidak senang melihat adanya seorang wanita yang berjualan di area kampus islami, namun menggunakan busana yang kurang pantas.
Teti mengaku kesal dengan isi surat ancaman tersebut. Ia mengatakan, jika ingin menegur, tegurlah secara langsung, jika ia tidak mengindahkan baru ditegur menggunakan surat, dan juga pakailah bahasa yang sopan.
Setelah menerima pesan tersebut, ia langsung bergegas pulang untuk mengganti jeans dengan rok dan berlanjut hingga saat ini. Menurutnya kesulitan yang dihadapi saat memakai rok adalah tidak dapat bergerak bebas dan ini berpengaruh pada efesiensi kerja. “Saat promosi kami turun ke lapangan dan butuh gerakan yang cepat, memakai celana lebih membantu.”
Furqan, pengelola kantin, Rabu (15/1), mengatakan, pada saat memberikan izin berjualan dengan harga sewa Rp 20 ribu per hari itu, tidak memberikan syarat khusus, seperti harus pakai rok, dan sebagainya.
“Pada saat diberikan izin berjualan, memang tidak ada syarat khusus, lagipula mereka hanya menyewa sekitar sebulan, saya mengira mereka sama seperti pegawai wanita disini, yang tahu adat berbusana jika berada di tempat yang islami,” terangnya.
Furqan juga sependapat dengan Teti mengenai isi pesan yang menurutnya kurang tepat tersebut. “Yah, seharusnya tidak perlu ada ancaman, cukup dibicarakan baik-baik,” tutupnya. [AM Nenden Dwita Sari | Nurul Faridah]