Klarifikasi Kepala Ma’had
Sumberpost.com | Banda Aceh – Kepala Ma’had al Jamiah UIN Ar-Raniry, Nurchalis Sofyan memberikan klarifikasi terkait berita yang diterbitkan pada Senin (4/5/2015) lalu, memberitakan tentang alumni program Ma’had al Jamiah (asrama) gelombang pertama dan kedua menilai uang sertifikat mahal.
Ia mengatakan, iuran yang dibayar oleh santri dan alumni ma’had bukan untuk sertifikat. Namun, iuran Rp600 ribu tersebut digunakan untuk program ma’had sendiri. Program ma’had yaitu tahsin al quran, tahfiz juz 30, mentoring, pembinaan karakter, belajar fiqih, bahasa arab, dan bahasa inggris. (Baca : Alumni Ma’had Nilai Iuran Sertifikat Mahal).
“Saya klarifkasi, uang yang dibayarkan santri ma’had itu bukan untuk sertifikat. Bisa jadi santri yang sudah membayar uang masuk ma’had, belum tentu mendapat sertifikat, karena mereka harus melewati tes seperti al quran, bahasa dan karakter,” ujarnya kepada sumberpost diruang kerjanya, Selasa (5/5/2015).
Sementara itu, terkait kesehatan, Nurchalis mengatakan bukan tanggung jawab pihak ma’had. Meski pihak ma’had tetap memberi pengobatan terhadap santri yang sedang sakit.
“Untuk di asrama, itu ada yang namanya tomkat. Santri tetap kita bawa ke rumah sakit kalau ada penyakit yang parah. Kendaraan kami sederhana dan ala kadar, tapi juga mengantar santri ke rumah sakit,” katanya.
Untuk di ketahui, santri Ma’had al Jamiah gelombang pertama dan kedua, membayar iuran Rp600 ribu setelah mengikuti program dan dinyatakan lulus. Bukti pembayaran iuran tersebut akan digunakan sebagai syarat mengambil sertifikat.
Ghasyia | Foto : internet