22 Desember 2016 Oleh Abdul Hadi Off

Ine

Ine ..
Begitulah aku memanggilmu
Wanita desa yang bukan sarjana
Anggun lagi jelita
Pelita dalam jiwa bersahaja..
Ibu,
Begitulah mereka menyebutmu
Wanita paruh baya yang setia pada sumpahnya,
Takkan ada janji yang sanggup ku utarakan untuk membalas jasa
Ah, memang aku siapa?
Hanya anak yang bermata dua
Tak menerawang rupa tanpa kau ajar meraba
Ah, aku hanya bisa menopang pada pundakmu yang renta
Saat kau hidupi aku dengan sesuap nasi, memapahku berjalan dan memanduku berlari dari gulita.
Tanpa menakar air susu, kau asupi hingga aku tumbuh dengan titisan parasmu yang menawan
Ah, memangnya aku siapa?
Hanya gadis yang memohon sempat melihatmu tua,
Gadis yang harap-harap cemas, saat senja menelan malam,
Memuntahkan pagi tanpa suara Ibu lagi.
Pun, ku harap doa dapat melambai pada bumi, diaminkan langit dan disaksikan malaikat.
Panjang umur, sehat selalu dan berbahagia, sepenggal bait yang meluluhkan jiwa.
Selamat Hari Ibu, Ine tercinta..

Ditulis oleh April, anggota Sumberpost angkatan IX

Ilustrasi: merdeka.com