Febri Tiana Hasbi Mahasiswi Muda Produsen Rupiah
Sumberpost.com | Banda Aceh – Berawal dari pengalaman pahit ditinggal ayahnya, tidak menyudutkan semangat Febri Tiana Hasbi mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Ar-Raniry ini. Rasa kehilangan tersebut, justru membangkitkan semangatnya dalam mendongkrak kondisi ekonomi keluarganya.
Menduduki semster empat, mahasiswi yang akrab di sapa Febri, memulai bisnis bouqetnya pada Agustus 2017 lalu. Iseng-iseng membuat bouqet untuk kado temannya, lalu banyak yang mengapresiasikan bouqetnya. Dari sinilah muncul inisiatif untuk melanjutkan berjualan bouqet.
Bermodalkan Rp.200.000 -, Febri memutar kepalanya agar modal yang sedikit itu bisa menghasilkan omset yang besar. Salah satu cara yang di tempuhnya ialah membuka orderan tidak hanya dari Banda Aceh dan Aceh Besar, dia juga pernah menerima orderan dari luar kota seperti Blangpidie, Lhokseumawe dan Idie Rayeuk.
Cara ia menjualkan produk bouqetnya ialah melalui akun sosmed Intagramnya @Febri_Projects. Pada akunnya tersebut, para konsumen bisa melihat bouqet seperti apa yang diinginkan, lalu Febri akan membuatnya sesuai pesanan. Sehingga tidak ada produk yang mubazir.
“Alhamdulillah hampir tiap Minggunya saya dapat orderan. Omset yang saya terima perminggu itu sekitar 100-200rb. Terkadang bisa kurang, terkadang juga bisa lebih. Ya namanya juga bisnis. Ada masa naik dan masa turunnya. Yang penting kita konsisten aja. Tapi saya selalu mendongkrak agar omset yang saya hasilkan terus meningkat,” Ujarnya ketika diwawancara sumberpost di Kantin Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Selasa (20/3/2018).
Pada dasarnya Febri tidak hanya menekuni bisnis bouqet saja. Banyak bisnis lain yang ia rambah seperti menjual tas samping (slingbag), kotak pensil, doodle art dan bisnis lainnya yang sejenis. Bisnis tersebut sudah ia geluti sejak duduk di bangku SMA sekitar Tahun 2013. Hanya saja saat ini saya lebih dominan ke bouqet karena saya sangat cinta dengan dunia bunga. Tidak hanya itu, juga bergabung dalam organisasi IPBI (Ikatan perangkai bunga Nasional) chapter Aceh.
Menurutnya, menjadi pembisnis muda itu nikmat sekali. Dia sudah pernah merasakan masuk uang hingga 2 juta hanya dalam hitungan hari. Dia juga sudah merasakan nikmatnya Bayar uang kuliah sendiri, pergi keluar kota pakai uang sendiri, dan banyak lainnya yang bisa saya capai berkat hasil kerja keras saya. Dan hal yang paling membahagiakannya ialah, sejak kelas 1 SMA hingga saat ini tidak meminta uang jajan lagi kepada orangtua saya. Meskipun baginya ini belum apa-apanya, tapi ia janji pada dirinya sendiri untuk bisa melakukan hal yang lebih daripada ini.
Selain mahir dalam berbisnis, Febri juga mahir dalam mengatur waktu. Tidak hanya itu, di luar bisnis dan kuliah dia juga mengajar TPQ dan private. Terkadang dalam sebulan saya ngajar private di 3 tempat sekaligus.
“Cara saya bagi waktu gini, semester ini saya kuliah hanya Senin, Selasa, Rabu dan Jum’at pagi. Otomatis dihari Kamis, Jum’at siang, Sabtu dan Minggu saya gak kuliah kan. Nah di waktu kosong itulah saya mengerjakan hal-hal diluar kuliah. Seperti bisnis dan ngajar,” jelas perempuan kelahiran 25 Februari 1997 itu.
Dia selalu memacu dirinya untuk memanfaatkan waktu pada hal-hal yang lebih baik. Dia rela menunda waktu untuk senang-senang, seperti jalan2 bareng teman, dan hal lainnya. Baginya tidak masalah kalau dia menunda kesenangan sementara untuk memiliki kesenangan selamanya.
Pahit, asam, dan manisnya jadi pembisnis sudah menjadi makanan sehari-harinya. Mulai dari ditipu, di PHP-in, hingga dicemooh oleh orang, Itu sudah menjadi resiko pembisnis. Yang terpenting semangat usaha yang tinggi dan tidak lupa untuk elalu berdo’a kepada Allah serta meminta restu dari ibunya agar bisnis saya bisa lebih baik dan berkah.
“Ketika kita mau melakukan hal-hal yang tidak orang lain lakukan, maka kita akan merasakan hal-hal yg tidak orang lain rasakan. Allah tidak merubah nasib suatu kaum kalau bukan kaum tersebut yang merubahnya.” tutupnya. [hsa]
Yuliana