15 April 2019 Oleh Riska munawarah Off

Pasca Aksi Tolak PT. EMM, Korps BPA: Aksi Itu Tidak Ditunggangi

Sumberpost.com| Banda Aceh – Aksi besar-besaran yang dilakukan Korps Barisan Pemuda Aceh (BPA) guna menolak tambang PT. EMM yang akan beraktivitas di Beutong Ateuh, Nagan Raya. Sebelum aksi besaran yang berlangsung 9, 10 dan 11 April lalu, mereka juga telah melakukan berbagai aksi, kegiatan advokasi penolakan, kajian, pengumpulan data, diskusi dengan pihak-pihak terkait.

Muktawali, selaku koordinator Korps BPA dalam konfrensi pers yang digelar pihaknya pada Senin (15/4/2019), mengatakan akan terus mengawal pernyataan Plt Gubernur untuk menolak PT. EMM.

“Kami akan terus mengawal komitmen Plt semenjak ditandatangani 11 April 2019 hingga 14 hari selanjutnya. Kemudian kami tidak akan bergabung dalam Pansus yang akan dibentuk oleh Plt tapi akan terus mengawal hingga PT. EMM akan kaki dari Aceh, baik secara fisik dan perizinan,” ujarnya.

Seperti kita ketahui, aksi tolak PT. EMM tersebut sempat terjadi kericuhan antara aparat dan mahasiswa. Beberapa mahasiswa dan aparat menjadi korban. Namun, video yang beredar tentang ASN yang mengujar kebencian sempat menuai kecaman dari masyarakat.

Korps BPA dalam hal ini, mengecam pihak ASN yang melakukan ujaran kebencian dan segara minta maaf ke publik dengan cara membuat video permintaan maaf kepada peserta aksi serta tag akun Instagram @tolaktambang.

“Atau kami akan mencari dengan cara kami sendiri dan melanjutkannya ke ranah hukum,” lanjutnya.

Selanjutnya, Korps BPA akan melakukan upaya hukum sebagai bentuk pembelaan terhadap korban pada kericuhan aksi tersebut. Dan meminta Kapolda untuk menindak lanjuti oknum tersebut.

Menyoal Investasi

Dikutip dari Serambi News, Plt Gubernur Aceh bertemu dengan 50 pengusaha industri kecil dan menengah. Dalam kesempatan itu, Nova Iriansyah mengajak pengusaha untuk bekerjasama membangun pertumbuhan ekonomi Aceh.

Nova mengatakan jangan lagi berharap investor besar masuk ke Aceh. Alasannya, sudah banyak rencana investor dari luar Aceh mau menanamkan modalnya di Aceh dengan nilai mencapai triliunan dan puluhan triliunan rupiah.

Namun, faktanya mengalami kendala yang cukup besar. Hal ini, pun terkait penolakan tambang emas PT. EMM.

Korps BPA menanggapi hal ini, menyatakan bahwa yang aksi yang mereka lakukan hanya untuk menolak PT. EMM.

“Kami melakukan aksi, tapi bukan berarti kami menolak semua investasi. Kami hanya fokus pada PT. EMM yang kami nilai menganggu kekhususan Aceh, seperti makam para ulama dan peninggalan situs konflik,” katanya.

Pernyataan Rektor Unsyiah

Pernyataan Rektor Unsyiah terhadap aksi mahasiswa tolak tambang PT. EMM bahwa “Mahasiswa harus cerdas jangan mau ditunggangi” membuat peserta aksi marah.

Beberapa komentar diutarakannya masyarakat lewat salah satu akun Instagram yang membuat pernyataan Rektor Unsyiah.

Muktawali menanggapi hal ini, mengatakan bahwa Lopes BPA meminta kepada Rektor Unsyiah agar mencabut pernyataannya.

“Gerakan ini murni atas nama rakyat. Pak rektor mungkin tidak banyak membaca, mengikuti aksi kami sejak September 2018,” tegasnya.

Seperti diketahui bahwa Korps BPA dibentuk atas keresahan terhadap keluhan masyarakat Aceh Tengah dan Nagan Rakyat.

Terakhir, dalam konferensi pers tersebut mereka berharap kepada masyarakat Aceh untuk juga Ikut mendukung dan memantau perjuangan mahasiswa.

“Karena jika PT. EMM masih beroperasi, kita akan melakukan aksi besar-besaran bersama seluruh rakyat Aceh,” ujarnya.[]

Reporter: Adli Dzil Ikram