Kuliah Kembali Diberlakukan Daring, Begini Tanggapan Mahasiswa
Sumberpost.com | Banda Aceh – Berdasarkan surat edaran yang diterbitkan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Nomor: 1928/Un.08/R/PP.00.9/04/2021 yang ditanda tangani langsung oleh Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Warul Walidin pertanggal 28 april lalu. Tentang pemberlakuan kuliah daring yang diberlakukan kembali pada 17 Mei mendatang.
Hal ini tentu saja menuai beragam tanggapan dari mahasiswa. Tak sedikit mahasiswa yang merasa sedih dan kecewa. Namun juga banyak mahasiswa yang merasa senang dikarenakan alasan tertentu.
Humam Asrawi misalnya, salah satu Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) UIN Ar-Raniry ini melihat keputusan yang diambil dari dua sudut pandang yang berbeda.
“Jika kita melihat dari sudut pandang positif nya tentu saja keputusan rektor terkait pembelajaran daring ini demi keselamatan mahasiswa itu sendiri, mengingat pandemi Covid kian hari semakin meningkat tentu saja harus ada keputusan yang cepat dan tepat demi kemashlahatan bersama,” katanya.
Ia juga menjelaskan jika kuliah daring yang dilaksanakan setelah idul Fitri akan berdampak negatif bagi sistem belajar mahasiswa yang terhalang oleh jarak dan sinyal. Karena tidak semua mahasiswa memiliki fasilitas yang memenuhi dan juga bagi mahasiswa perantauan yang sudah terlanjur menyewa kost atau rumah.
Selain itu, Irhamni Berliana Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) mengaku tidak begitu terkejut dengan keputusan tersebut, namun ia sangat sedih dan menyayangkan pembelajaran yang nantinya tidak efektif.
“Jadi pada intinya melihat surat itu, saya tidak begitu terkejut karna dari awal sudah dibilang juga kan, kuliah offline ini bisa jadi online kalau angka covid meningkat. Tapi yang sangat disayangkan adalah pembelajarannya nanti yang udah pasti tidak efektif,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa dengan bertatap muka atau berinteraksi langsung dengan dosen dapat membangun koneksi dan chemistry antara dosen dan mahasiswa sehingga membuat mahasiswa menjadi lebih paham dan mengerti akan ilmu-ilmu yang disampaikan.
Kesedihan serupa juga diungkapkan Nurul Aini, Mahasiswa Pendidikan Guru Madsarah Ibtidaiyah (PGMI).
“Kalau aku sih kurang senang, lebih seru luring karna kita bisa tatap muka langsung dengan dosen nya, dan jika tak paham kita lebih mudah untuk bertanya. Jadi mengenai masalah kuliah daring ini tidak efisien sekali dalam proses pembelajarannya,” tuturnya.
Disisi lain, Nurul Fajarna salah satu Mahasiswa Pendidikan Matematika (PMA) justru merasa senang dengan keputusan tersebut.
Sebagai anak rantau, menurutnya dengan pembelajaran secara daring ia dapat membantu orang tuanya dikampung, dan dapat melakukan banyak hal bermanfaat lainnya disamping hanya sekadar kuliah.
“Menurut aku luring sama daring itu sama aja, cuma kalau daring kita bisa ngebantuin orang tua dikampung sambil kuliah dan bisa melakukan hal-hal lain yang berguna,” jelasnya. []
Reporter : Raudhatul Jannah