5 Desember 2023 Oleh Redaksi Sumberpost Off

Kudis Merajalela di Kalangan ORMAWA, Arfiandi Bagi Tips Jitu Atasinya

Sumberpost.com| Banda Aceh – Mahasiswa dan organisasi, adalah kedua hal yang tidak dapat terpisahkan. Maka tak heran apabila kita sering mendengar istilah “Mahasiswa Kura-Kura” alias Mahasiswa Kuliah-rapat kuliah-rapat.

Sebutan ini biasanya dinobatkan kepada mahasiswa yang sangat sering dan aktif dalam organisasinya, baik internal maupun eksternal kampus.

Organisasi merupakan salah satu wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri, mengasah skill dan juga belajar disiplin waktu.

Tidak sedikit dari beberapa organisasi kampus yang kita jumpai pasti memiliki permasalahan dengan penyakit ‘kudis’ alias kurang disiplin.

Sayangnya, penyakit kudis ini sudah banyak berjangkit kepada setiap mahasiswa yang beorganisasi bahkan menjadi hal yang wajar untuk dilakukan. Padahal, waktu adalah hal yang sangat berharga dan tidak akan pernah bisa diputar kembali. Namun, hal inilah yang sering disepelekan oleh banyak orang, terutama Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) dimanapun berada.

Hal inilah yang mengakibatkan molornya waktu baik itu saat rapat, acara, maupun kegiatan lainnya.

Entah sampai kapan penyakit ini terus berjangkit dan menular kesetiap mahasiswa lainnya. Kira kira apakah kudis ini dapat diobati? Ataukah kudis mahasiswa ini akan terus menerus menjadi warisan turun temurun dalam sebuab organisasi?

Nah, salah satu pustakawan di bagian pustaka induk, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry, Banda Aceh, Arfiandi, memberikan beberapa pengalamannya semasa ia berorganisasi.

Dahulu, Arfiandi adalah sosok orang yang aktif dan banyak mengikuti organisasi intenal maupun ekternal kampus semasa iduduk di bangku perkuliahan.

Dan hal yang paling menariknya lagi, Arfiandi juga pernah menjabat sebagai ketua OSIS selama dua periode di Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo.

Dalam hal ini, Arfiandi juga dikenal sebagai sosok yang sangat disiplin dan sangat menghargai waktu, sehingga Adapun beberapa tips dan trik yang ia berikan dan bisa diterapkan oleh ORMAWA.

  1. Terlambat itu hukumnya Haram.

Kalimat diatas adalah kalimat yang Arfandi dapatkan ketika ia masih menjadi seorang Santri di Gontor, Ponorogo. Di setiap pondok pesantren sangatlah menerapkan kedisiplinan dan anti akan molor waktu.

Pada kesempatan ini, Arfandi menceritakan tentang dirinya yang dahulu pernah terlambat upacara dan kehilangan rambutnya sebab keterlambatannya. Semenjak saat itu, ia berusaha untuk tidak pernah lagi terlambat dan menjadikan kesalahannya sebagai pembelajaran baginya.

  1. Beraktivitas lebih cepat dari waktu yang telah ditentukan.

Arfandi menjelaskan perihal kedisiplinan dengan memperhatikan hal-hal dalam ruang lingkup kecil terlebih dahulu, seperti contohnya shalat shubuh.

Shalat shubuh adalah salah satu hal yang paling berat dilakukan bagi setiap orang. Makanya, dari situlah kita bisa belajar, bagaimana kita harus berusaha untuk menyiapkan diri lebih awal sebelum mengerjakan shalat shubuh tersebut. jadi, ketika hal kecil seperti itu saja sudah terbiasa, maka hal hal yang lain juga akan mengikutinya.

  1. Membiasakan diri untuk tepat waktu.

Pada hal ini sangat perlu dilakukan bagi para mahasiswa khususnya yang aktif berorganisasi. Bahkan Arfiandi pernah berpesan kepada para Mahasiswanya ketika ia berada dikelas, “Jikalau saya telat masuk satu menit, kalian boleh pulang.”

Jadi, dalam hal ini kita memang harus sangat dituntut untuk menghargai waktu dan jangan membuat orang lain menunggu sebab keterlambatan kita.

  1. Menepati janji dan jadwal yang sudah ditetapkan.

Nah, dalam hal ini, Arfandi mengatakan bahwa cobalah kita senantiasa untuk menghargai janji orang kepada kita ataupun janji kita kepada orang lain. Meskipun kita sudah menjanjikan kepada orang lain terkait apapun itu, sebisa mungkin kita harus menepatinya dan katakan tidak bisa apabila kita tidak sanggup untuk menepatinya.

Usahakan untuk datang kesuatu acara ataupun kegiatan lainnya sesuai dengan jadwal yang ditetapkan bersama. Jangan jadikan ‘terlambat’ sebagai hal biasa yang dilakukan. Namun, jadikan ‘terlambat’ sebagai pembelajaran yang bisa membuat kita malu apabila kita membiasakan untuk melakukannya.

  1. Paksakan diri untuk menjadi sosok yang disiplin.

Tidak ada yang susah, sepanjang kita mau mencoba. Paksakan diri untuk melakukannya beberapa kali, pasti nantinya akan nyaman sendiri. Begitulah tips ampuh dari Arfandi.[]