30 Desember 2019 Oleh Irfan Aulia Off

Kala Air Terjun Suhom Jadi Listrik


Sumberpost.com | Banda Aceh – Pesona air terjun Suhom, yang terletak di Desa Krueng Kala, Kecamatan Lhong, Kabupaten Aceh Besar, tak hanya menyajikan keindahan air terjunnya saja. Air terjun Suhom juga digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hidro (PLTMH)

Lelaki berbadan gemuk, berkulit sawo matang, mengenakan kemeja kokoh dengan kancing terbuka lebar dan memakai topi ala seniman, melangkah masuk ke ruang operasional mesin Pembangkit Listrik Tenaga Air tersebut.
Ia sibuk menunjukkan fungsi setiap mesin yang berada di ruangan sempit berukuran tiga kali tiga tersebut. Suara bising yang dihasilkan mesin dengan air sebagai penggerak turbin seakan bersaing dengan suara gemercik air yang terus menurus mengalir hingga ke bawah.

“Ini namanya Digital Load Controller,” kata Suharbi menjelaskan fungsi-fungsi setiap mesin kepada para pengunjung.


Suharbi menunjukkan fungsi setiap mesin kepada pengunjung, Desa Krueng Kala, Lhoong, Aceh Besar, Minggu (29/12/2019). Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hidro, berkapasits menghasilkan aliran listrik sebesar 45.000 kw/hari.


Suharbi, salah satu dari tiga operator yang bertugas menjaga mesin turbin listrik tenaga air tersebut mengaku, Sistem PLTMH ini didirikan sejak 2009 silam. Berawal dari survei NGO yang melihat adanya potensi dari air terjun Suhom untuk menciptakan energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Baru di tahun 2009, PT Coca Cola memberikan bantuan dana yang dikerjakan oleh Institut Bisnis dan Ekomi Kerakyatan (IBEKA) untuk mengerjakan proyek pembangunan sistem PLTMH dengan debit air sebagai penggerak turbin.

Debit air yang dihasilkan oleh air terjun Suhom ini mencapai 360 liter/detiknya, dengan daya kapasitas pembangkit listrik yang dihasilkan 45.000 kw/perharinya. Pipa yang memiliki panjang 40-50 meter dengan Pipa Ringstock berskala 60 inci, mampu menerangi 291 KK yang berada di dua desa sekitar.

Matahari mulai menyengat kulit di kawasan wisata air terjun Suhom tersebut. Suharbi sedari tadi bercerita mengenai sistem pembangkit listrik tenaga air ini mulai kepasanan.

Kamipun berinisitif mewawancarainya di luar ruang operasional. Tampak keringat mulai bercucuran dari wajahnya. Sesekali ia menarik rokok yang berada di tangannya kanannya yang perlahan mulai habis. Ia pun kembali bercerita kepada kami.

“Dulunya listrik yang dihasilkan dari PLTMH ini langsung disalurkan ke masyarakat. Akan tetapi di tahun 2011, generator penggerak turbin rusak. Karena operatornya tidak memperhatikan naik turunnya arus listrik,” ungkapnya.

Karena biaya pembuatan mesin generator yang mencapai 400 ratus juta, dengan pengutipan uang yang agak menunggak, beberapa waktu PLTMH tersebut terbengkalai tak terpakai.

“Karena mesinnya rusak, masyarakat tidak sanggup untuk membuat generatornya. Selang beberapa tahun, PLTMH tersebut diambil alih oleh Pemerintah.”

“Yah, dari pada terbengkalai disitu kan, Pemerintah mengambil alih PLTMH nya. Tapi tetap masyarakat yang mengelola. Dan listriknya dijual ke PLN,” tutupnya.

Peng
Pengunjung menikmati wisata air terjun Suhom, Desa Krueng Kala, Lhoong, Aceh Besar, Minggu (29/12/2019). Selain air terjun yang mempesona, air terjun Suhom juga digunaka sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Listirk Micro Hidro. Foto Sumberpost/Indra Wijaya.

Dari hasil penjualan listrik tersebut, 65% penjualan perbulan masuk ke dana desa. Sisa hasil penjualan listrik tersebut diberikan ke Koperasi dan upah para operator.

Juwariyah, masyarakat Gampong Kruen Kala, yang dulunya merasakan listrik hasil dari air terjun Suhom tersebut mengatakan, ada perbedaan semenjak PLTMH tersebut dialih fungsikan ke pemerintah. Yang dulunya warga hanya membayar 40 ribu rupiah saja untuk pemasangan amper, kini mereka harus membayar lebih banyak tergantung pemakaian listrik yang mereka gunakan.

“Dulu pas PLTMH masih dikelola oleh masyarakat Krueng Kala, dan listriknya langsung dialirkan ke rumah warga, biayanya enggak terlalu mahal. Hanya 40 ribu rupiah saja. Tapi semenjak mesin turbin rusak, dan biaya pembuatannya yang mahal, PLTMH pemerintah sekarang yang kelola. Dulunya kita cuma bayar 40 ribu saja, kini kita harus bayar lebih mahal tergantung banyaknya pemakain listrik yang kita gunakan,” tambahnya.

Ia mengharapkan kepada pemerintah daerah, agar memberikan subsidi listrik kepada warga sekitar. Sehingga untuk pembayaran pemakaian listrik lebih meringankan warga.

“Subsidi dari pemerintah ada. Tapi belum semua warga merasakan,” ia diam sejenak dan melanjutkan harap, “saya berharap agar pemerintah memberikan subsidi kepada warga sekitar ari terjun Suhom ini. Karena kita mempoduksi listrik sendiri dan dijual ke Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Reporter: Indra Wijaya