Kue Apam, Kuliner Khas Asal Aceh
Sumberpost.com – Kue apam merupakan salah satu makanan khas asal Nanggroe Aceh. Kue ini terbuat dari tepung beras, berbentuk bulat, dan memiliki tekstur yang empuk
Nama “Apam” konon berasal dari Bahasa Arab yaitu affuan yang berarti maaf. Namun masyarakat Aceh menyederhanakan kata tersebut.
Alasan dinamakan dengan affuan dikarenakan masyarakat Arab menggunakan kue apam sebagai hukuman untuk orang Arab laki-laki maupun perempuan apabila bersalah secara hukum adat maupun agama.
Menurut riwayat, dikisahkan bahwa orang Arab dulu membayar denda dengan seratus apam. Alasannya, dikarenakan kue apam sulit dibuat. Oleh karena itu, kue ini menjadi salah satu syarat denda.
Dalam budaya Aceh, kue apam ini dibuat hanya pada saat-saat tertentu, yaitu pada bulan Rajab, hari pertama orang meninggal dan hari ke 44 mendiang.
Tradisi ini dikenal dengan istilah “Tet Apam”. Tet berasal dari bahasa Aceh yang berarti bakar/masak, Tet Apam bisa diartikan sebagai masak apam.
Namun demikian, terdapat perbedaan tet apam saat bulan Rajab dengan saat ada orang meninggal. Apam dihari orang meninggal tidak disajikan dengan kuah, melainkan dimakan begitu saja. Sebagian orang memakannya dicocol dengan gula. Rasanya yg gurih dengan ditambah kelapa didalam membuat rasa apam semakin enak dinikmati.
Sedangkan pada bulan Rajab, adat tet apam dilakukan dalam jangka waktu sebulan itu. Dalam waktu sebulan tersebut masyarakat minimal sekali harus ada tet apam.
Adat tet apam dilakukan bersama-sama dengan kerabat maupun tetangga. Hal ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat Aceh untuk menyemarakkan tradisi tet apam.
Apam yang sudah masak dikumpulkan untuk dibagikan kepada sanak-saudara. Tujuannya adalah memohon maaf sebelum bulan Ramadhan tiba serta merupakan wujud syukur atas rezeki yang diberikan selama ini.
Di wilayah Pidie, tradisi tet apam dirayakan dengan meriah. Pada saat tradisi tet apam, sejumlah kecamatan di Kabupaten Pidie berkumpul di pusat kota untuk mengikuti ajang tet apam yang dilombakan. Dalam acara tersebut, masyarakat juga diperbolehkan mencicipi apam sepuasnya.
Proses pembuatan kue apam sangat unik. Ia dimasak khusus menggunakan belangoeng tanoh (wajan yang terbuat dari tanah) dan tidak menggunakan kompor gas melainkan dengan kayu bakar dan ditumpangi batu bata sebagai tempat melekat belangoeng tanoh.
Khasiat belangoeng tanoh mampu menambah citarasa tersendiri di kue apam ini. Dimasak dengan kayu bakar menghasilkan aroma khas yang memikat selera.
Itulah sebabnya mengapa kue apam banyak dinantikan oleh seluruh masyarakat Aceh.
Selain rasanya yang enak, kue ini juga unik karena dimasak menggunakan wajan khusus. Saat dimasak, apam tidak boleh dibolak-balikkan seperti kue lain.
Orang yang memasak kue ini sudah mempunyai keahlian khusus untuk memastikan kue ini benar-benar matang atas bawah. Tidak heran apabila kita sering melihat banyak ibu-ibu yang menekuni hal tersebut. []
Penulis: Saadatul Abadiah
Editor: Cut Della Razaqna