Peduli Korban Karhutla, Mahasiswa Arsitektur ‘Ngamen’ Galang Dana

Sumberpost.com | Banda Aceh – “Assalamualaikum, kami akan menyayikan sebuah lagu untuk menghibur kalian,” sepenggal kalimat yang terlintas di sudut kantin ketika jam makan siang.

Sejumlah mahasiswa berpenampilan khas, sebagian di antaranya berambut gondrong. Paling depan, salah satunya memimpin penampilan, jari-jari tangannya mulai memainkan gitar. Mahasiswa ini berasal dari Program Studi Arsitektur Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry.

suaraku tak bisa berhenti bergema
di semesta raya suaraku membara
walau kau terus saja coba membungkamnya
namun suaraku takkan bisa kau redam
ohhh tak bisa kau redam…

Potongan lirik lagu milik Fajar Merah, berjudul Kebenaran Akan Terus Hidup, mereka nyanyikan siang itu.

karena kebenaran akan terus hidup
sekalipun kau lenyapkan
kebenaran takkan mati
aku akan tetap ada dan berlipat ganda siapkan barisan dan siap tuk melawan
aku akan tetap ada dan berlipat ganda
akan terus memburumu seperti kutukan…

Mereka melanjutkan lirik demi lirik. Gitar terus dimainkan. Salah satu dari mereka kemudian bersuara lantang.

Aku memang bukan artis pembuat berita
Tapi aku memang selalu  kabar buruk buat penguasa
Puisiku bukan puisi
Tapi kata-kata gelap yang berkeringat dan berdesakan mencari jalan
Ia tak mati-mati meski bola mataku diganti
Ia tak mati-mati meski bercerai dengan rumah dan ditusuk-tusuk sepi
Ia tak mati-mati
Tlah kubayar yang dia minta
Umur
Tenaga
Kata-kata itu selalu menagih
Padaku ia selalu berkata
Kau masih hidup
Ya, aku memang masih utuh
dan kata-kataku belum binasa

Sepenggal puisi mengiringi di tengah penampilan. Bukan sekadar menghibur, aksi ini merupakan bentuk solidaritas untuk daerah tertimpa kabut asap.

“Kami di sini sekaligus meminta sumbangan dana dari teman-teman untuk saudara kita di Riau dan Kalimantan,” kata salah satu di antara mereka.

Di tengah lagu, dua dari mereka mengedarkan kotak sumbangan kepada pelanggan yang tengah menikmati makan siang. Lembar-lembar rupiah memenuhi kotak bergambar suasana kabut asap.

Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Arsitektur, Rahmad Delanof mengatakan, aksi galang dana dengan cara ‘Mengamen’ sudah menjadi agenda wajib himpunan sebagai bentuk kepedulian sosial. Ini dirasa mampu membuat donatur lebih ikhlas dan terhibur.

“Kami ingin memberi hiburan, bukan cuma sekadar minta sumbangan,” katanya, Selasa (24/9/2019).

Penggalangan dana dengan cara “Mengamen” sudah dilakukan beberapa kali. Baik saat musibah menimpa Lombok, Palu, Selat Sunda, hingga yang terbaru, musibah asap di Kalimantan dan Riau. Generasi sebelumnya juga melakukan cara yang sama di sejumlah warung kopi sekitaran Banda Aceh.

Rahmad mengatakan, sejauh ini sudah terkumpul donasi lebih dari tiga juta rupiah, setalah aksi dua hari di warung kopi dan kantin kampus. Selanjutnya dana akan disalurkan ke Riau dan Kalimantan melalui lembaga tertentu.

Ketua aksi tersebut, Abay mengatakan, biasanya mereka membawakan beberapa lagu yang dirasa memiliki nilai juang rakyat.

“Lagu yang kami bawakan di antaranya, Hukum Rimba, Buruh Tani dan puisi dari lagu Fajar Merah – Kebenaran Akan Terus Hidup,” katanya.[]

Penulis : Cut Della Razaqna