Keluhan Mahasiswa Baru terkait Kuliah Online

Sumberpost.com | Banda Aceh – Sejak masuknya virus Corona ke Indonesia pada Maret 2020 lalu, ada beberapa perubahan yang timbul pada kehidupan masyarakat.

Kegiatan perkuliahan di Indonesia pun tersendat karena pengajaran harus dilakukan dengan sistem dalam jaringan (daring). Sudah hampir setahun kegiatan pembelajaran terganggu akibat virus ini.

UIN Ar-Raniry merupakan salah satu kampus terdampak dan masih memberlakukan sistem pembelajaran daring. Ini sangat berdampak bagi mahasiswa baru tahun masuk 2020 yang belum pernah belajar tatap muka dan merasakan kehidupan kampus. Pandemi sudah terjadi sejak mereka SMA, namun tak kunjung susut hingga kini. Saat itu, pelaksanaan ujian nasional ditiadakan dan ujian masuk ke perguruan tinggi dilakukan secara online.

Seorang mahasiswi baru UIN Ar-Raniry, Cut Rasmanidar dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris mengatakan, ia akui bahwa kuliah daring ini memang satu-satunya jalan keluar yang bisa diterapkan di tengah pandemi, namun ia sering terkendala untuk mengikuti kelas karena buruknya jaringan internet.

“Tapi Icut tinggalnya di daerah terpencil dengan akses jaringan yang sulit dan terbatas,” keluh mahasiswi yang biasa disapa Icut ini.

Ia menambahkan, ada hambatan lain seperti perekonomian di daerahnya masih rendah, padahal kuliah online membutuhkan banyak kuota untuk mengakses kelas. Ini memerlukan cukup banyak uang.

” Semoga di semester depan pihak pemerintah bisa membuka kembali kampus dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan” harap Icut.

Sementara mahasiswi lainnya, Nurul Maulidar dari prodi Pendidikan Matematika mengatakan, ia sempat kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Ia juga menyayangjan sistem belajar yang dilakukan tanpa berinteraksi langsung dengan dosen.

“Kuliah online ini banyak hambatan, tidak bisa berinteraksi langsung dengan dosen, dan kewalahan mengerjakan tugas yang sangat banyak,” tambahnya.

Ia berharap agar pandemi dapat segera berakhir sehingga aktivitas kuliah bisa dilakukan secara tatap muka. []

Reporter: Raudhatul Jannah (mag)

Editor: Cut Della Razaqna