Dibalik Sosok Wanita Palestina

Sumberpost.com | Banda Aceh – Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Ar-Risalah Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry mengadakan Webinar Kepalestinaan, yang berjudul “Menilik Ibu Kota Insan-Insan Terbaik”. Jumat (24/2021)

Kali ini LDK Ar-Risalah bekerja sama dengan Lembaga Komite Nasional Rakyat Palestina (KNRP) Aceh. Pembicara kali ini dihadirkan langsung dari Palestina, beliau adalah Syaikh Nashef Nasher Al-Falestiny Hafidzahullah (Anggota Persatuan Ulama Palestina) dan diterjemahkan langsung oleh ketua KNRP Aceh, Ustadz H. Afrial Hidayat. Serta dipandu oleh moderator, Muhammad Haikal (Anggota Kajian Strategis & Dakwah LDK Ar-Risalah).

Dalam penyampaiannya Syaikh Nashef mengungkapkan bahwa beliau sangat senang dapat mengisi webinar kali ini dan berjumpa dengan rakyat Aceh kembali walau secara virtual dan beliau sekarang pun tengah berada di Masjidil Aqsha, Palestina. Saat itu di Palestina masih dalam waktu subuh.

Syaikh Nashef membawakan tema pada webinar kali ini yang berkaitan dengan “Menilik Ibu Kota Insan-Insan Terbaik” yakni tentang peran para wanita Palestina dalam berjuang membangun Palestina. Kokohnya wanita Palestina menjadi sifat utama dalam diri mereka. Bahkan Sayyidah Maryam Radhiyallahu ‘anha yang terabadikan di dalam Al-Qur’an, yakni surah Maryam, juga merupakan sosok wanita Palestina yang memiliki mihrab di Masjidil Aqsha.

Menurut Syaikh Nashef, wanita Palestina adalah wanita terbaik di antara negeri Arab lainnya. Ada beberapa alasan yang beliau kemukakan :

  1. Wanita Palestina itu pemberani dan pejuang. Mereka tidak pernah takut, walau harus berhadapan langsung empat mata di depan tentara penjajah.
  2. Hampir semua organisasi di Palestina ada peran besar wanita Palestina. Tujuan itu agar mereka bisa berhimpun dan membela Masjidil Aqsha.
  3. Wanita Palestina selalu update terhadap perkembangan zaman. Oleh sebab itu, peranan mereka bahkan mencakup lini ekonomi, politik, dan jurnalistik. Jumlah mahasiswi juga lebih banyak dari mahasiswa di sana. Begitu juga, ramai wanita Palestina yang menjadi spesialis dan peneliti, penulis, sastrawan, pebisnis, advokat, dll.
  4. Wanita Palestina itu punya prinsip konsisten dan mampu bertahan. Mereka tidak lemah dan sedikit pun tidak tergoyahkan. Bahkan mereka mampu menggantikan peran suami mereka saat suaminya syahid atau ditahan di penjara oleh tentara israel. Bahkan dalam mempertahankan Masjidil Aqsha mereka terkadang harus kehilangan anggota tubuh mereka, cacat bahkan syahid. Karena menurut mereka harga Masjidil Aqsha lebih mahal dari pada nyawa mereka sendiri. Bahkan para ibu-ibu di Palestina menghimbau agar anak-anaknya berusaha mendapatkan pahala syahid.

Oleh sebab itu, para pemuda di Palestina ketika ingin menikahi wanita Palestina, mereka melihat tiga hal sebagai calon istri mereka :

  1. Kuat ibadahnya,
  2. Baik akhlaknya,
  3. Siap mendukung segala perjuangan suaminya kelak.

Jika dirinci, kata Syaikh, mengapa pemuda Palestina ingin menikahi wanita Palestina?

  1. Masakan wanita Palestina itu nikmat.
  2. Wanita Palestina itu adalah wanita pilihan, layaknya Sayyidati Maryam Radhiyallahu ‘anha.
  3. Wanita Palestina siap mendukung perjuangan suaminya.
  4. Wanita Palestina mampu mendidik dengan sangat baik anak-anak dan cucu-cucunya karena mereka juga wanita berpendidikan.
  5. Dialek/logat/lahjah bahasa Arab Palestina itu menarik dan enak didengar.
  6. Wanita Palestina itu legowo, mudah memaafkan, lapang hati dan bukan pendendam.
  7. Wanita Palestina bisa menyelesaikan masalah dan menjadi perekat saat terjadi perbedaan pendapat.
  8. Wanita Palestina akan tetap setia pada suaminya walau jarak memisahkan.
  9. Wanita Palestina itu cantik-cantik dan pintar-pintar.
  10. Wanita Palestina itu pintar dalam bisnis.
  11. Wanita Palestina itu penyabar, layaknya Nabi Ayyub ‘alaihissalam.

Menurut penulis, ada satu kalimat menarik dari Syaikh Nashef Nasher Hafidzahullah yang diterjemahkan oleh Ustadz H. Afrial Hidayat, yakni “Jika tidak adanya Al-Quran dan Masjidil Aqsha, mungkin warga Palestina tidak akan mampu bertahan sampai sekarang.”

Setelah penyampaian materi, dilanjutkan dengan sesi diskusi yang turut dijawab oleh Syaikh Nashef dan diterjemahkan oleh Ustadz Afrial.

Di akhir, Ustadz Afrial menghimbau kepada kita semua agar selalu berkontribusi dan memberikan perhatian penuh kepada Palestina. Jika tidak bisa membantu dengan tenaga dan biaya, minimal doakan mereka dengan tulus setiap kita selesai shalat.

Ustadz Afrial juga mengajak kita selalu memberikan infaq terbaik kita, bahkan beliau memberikan inisiatif kepada para mahasiswa agar membuat program Gerakan Infaq Sehari Seribu untuk Palestina. Beliau juga memimpin doa pada penghujung webinar ini dengan khusyuknya. Semoga dengan berkah hari Jumat, menjadi asbab terkabulkannya doa-doa tulus kita semua. Aamiin.

Setelah dokumentasi selesai, moderator pun mengakhiri webinar kali ini dan juga mengajak kita agar selalu mengingatkan dalam hati kita yang terdalam bahwa semua umat muslim itu bersaudara. Kita saling tolong-menolong dan mendoakan dalam kebaikan, terutama kepada saudara-saudara kita di sana, di Palestina.

“Jazakumullah khairan katsiran kepada semuanya. Baarakallahu fiikum.” Tutup moderator. [Rel]

Penulis : Muhammad Haikal (Anggota Kajian Strategis & Dakwah LDK Ar-Risalah UIN Ar-Raniry).