Teater Rongsokan Ikut Festival Teater Nasional

Banda Aceh – Teater Rongsokan dipastikan ikut ambil bagian dalam Festival Teater Mahasiswa Nasional (Festamasio – VI) di Surabaya, 8-14 Februari 2013. Teater kampus  IAIN Ar-Raniry ini, akan mementaskan naskah Atu Belah Mencari Batu, karya Azhadi Akbar.

Keikutsertaan Teater Rongsokan dipastikan oleh pimpinan produksi, Mulia Mardi, Senin, (4/2) siang tadi. Mulia menyebutkan, acara ini untuk memperluas jaringan dan informasi antar teater kampus se-Indonesia. “Juga untuk meningkatkan motivasi teman-teman untuk terus berkarya, dan yang lebih penting untuk menjaga kelestarian budaya lokal melalui teater,” katanya.

Festamasio merupakan agenda dua tahunan bagi pelaku teater mahasiswa. Peserta festival teater ini merupakan 20 terbaik dari karya yang masuk ke meja panitia. Dimana peserta diharuskan mengirimkan gambar video pementasan beserta naskah. Di Surabaya nantinya, selain mementaskan karya, juga ada workshop keaktoran, penyutradaraan, artistik, musik, tata cahaya, dan tata rias panggung.

“20 terbaik yang dipilih untuk ikut serta. Alhamdulillah teman-teman bisa ikut terpilih,” ujar Sutradara Atu Belah Mencari Batu, Mustafa Kamal. Mustafa mengatakan, timnya yang berjumlah 10 orang tersebut mempersiapkan penampilan dalam tempo yang relatif singkat. “Hanya satu bulan,” katanya.

“Kita berharap bisa menjadi yang terbaik, atau minimal dapat tiga besar. Tapi ada target besar, kawan-kawan bisa menyerap ilmu darisana, dimana nanti akan ada beberapa workshop seni panggung yang wajib mereka ikuti,” tambah Mustafa Kamal.

Hal senada yang diharapkan oleh Pembantu Rektor III bagian kemahasiswaan, Soufyan Ibrahim, selaku pimpinan IAIN Ar-Raniry. “Ini menjadi motivasi anak-anak untuk bisa terus berkarya. Terlepas dari kekurangan dan kelebihan mereka IAIN bangga, semoga kalian bisa mengharumkan nama institusi ini nantinya,” ujar Soufyan, Senin tadi.

Kamarullah, ketua Komunitas Teater Mahasiswa (KTM) Rongsokan mengharapkan, komunitasnya bisa mengharumkan teater di Aceh. “Kita satu-satunya yang mewakili Aceh. Kita juga membawa nama IAIN, jadi ada sebuah tanggungjawab untuk mengharumkan nama IAIN dan Aceh.”

Naskah Atu Belah Mencari Batu merupakan lagenda di Gayo, dataran tinggi Aceh. Bahkan cerita lagenda ini banyak beredar di daerah-darah lain. Alkisah seorang ibu yang masuk dan terperangkap dalam batu. Ia melanggar janjinya kepada suami. Ibu tersebut lalai dalam menjaga belalang hingga lepas dari lumbung. Masa itu paceklik melanda suatu daerah, kemarau panjang dan sulit mencari pangan.

Ketika sang suami pergi berburu, anaknya merengek minta maaf. Ibu tersebut mengambil seekor belalang sebagai makanan. Tidak hati-hati dalam membuka lumbung membuat belalang lepas. Karenanya, si ibu menjadi batu.

“Ada pesan moral disini. Seorang anak harus patuh kepada orang tua, ibu kepada suami, dan seorang ayah harus mengayoumi keluarganyan” ujar Mustafa Kamal.[rilis/rm]