Tips Ridwan Kamil Bangun Kota

Sumberpost.com | Banda Aceh – Pada Seminar Pembangunan Berkelanjutan Dalam Rangka Peringatan 11 Tahun Tsunami di AAC Dayan Dawood, Sabtu (26/12/2015), Walikota Bandung, Ridwan Kamil berbagi tips membangun kota dan cara menarik wisatawan.

Ia mengatakan, biasanya orang akan mengunjungi suatu daerah karena beberapa hal, diantaranya event, arsitektur kota, dan budayanya. Hal itulah yang akan membuat wisatawan berkunjung.

“Jadi kalau mau buat bangunan, buat yang keren. Kalau mau buat menara, buat yang aneh. Kalau mau buat event, buat yang bagus, dan jangan meniru wisata daerah lain. Itu tidak akan bertahan lama. Cari original sebuah kota karena itu akan menjadi data tarik wisatawan,” kata Ridwan Kamil. Dalam kunjungannya ke Aceh kali ini, ia turut membawa keluarganya.

Untuk pembangunan berkelanjutan, ia berusaha menyeimbangkan tiga hal, yaitu keseimbangan ekonomi, keseimbangan pembangunan, dan keseimbangan sosial. Dalam manajemen, ia mengatakan ada tiga hal juga, yaitu inovasi, kolaborasi, dan desentralisasi.

Ridwan menyatakan banyak bekerja di lapangan. Karenanya, hubungan Pemerintah Kota Bandung dengan masyarakatnya dekat. Ia juga mewajibkan seminggu sekali setiap ketua RT/RW di Bandung mengunjungi rakyat paling miskin di desanya.

“Yang membuat warga Bandung dekat dengan pemerintah, itu karena pemimpin juga dekat dengan masyarakat. Rakyat sekarang butuh pemimpin yang mudah dihubungi dan dekat dengan masyarakat,” kata Ridwan dihadapan ribuan peserta seminar.

Selain Walikota Bandung Ridwan Kami, yang menjadi pembicara dalam seminar itu juga ada Walikota Bogor Bima Arya, Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal, dan Rektor Unsyiah Syamsul Rizal.

Museum Tsunami

Ridwan Kamil juga bercerita mengenai Museum Tsunami Aceh yang ia rancang. Ia mengaku meneteskan air mata saat membuat desain museum tersebut. Lanjutnya, Museum Tsunami Aceh menjadi pekerjaan paling sulit selama ia tangani proyek karena harus membuat sebuah bangunan yang akan selalu diingat namun juga mengedukasi.

“Proyek yang paling sulit itu proyek museum tsunami Aceh. Banyak yang harus diingat, karena museum tsunami itu tempat mengingat tragedi. Jadi waktu saya rancang, itu banyak tetesan air mata,” kata Ridwan.  []

Abd Hadi F