Muslim Pattani Dianggap Penjahat di Thailand

Sumberpost.com | Banda Aceh – Kondisi masyarakat muslim di Pattani, Thailand Selatan, agaknya mirip dengan masyarakat Aceh di masa konflik dulu. Kedua daerah ini sama-sama berkonflik dengan negara. Bedanya, di Pattani konflik terjadi karena faktor agama.

Pattani merupakan salah satu provinsi di Thailand yang mayoritas penduduknya beragama Islam, yaitu sekitar 80%.

Sekretaris Umum Persatuan Mahasiswa Islam Pattani Thailand di Indonesia (PMIPTI) Aceh, Syarif bin alm. Husen saat dijumpai disela diskusi dengan Ikatan Alumni MAN 1 Sigli (IKAMAS) menyebutkan, muslim di Pattani telah ditindas oleh pemerintahan Thailand, serta dianggap sebagai penjahat dan pengkhianat.

“Pemerintah Thailand sama sekali tidak memperdulikan kami, bangsa Melayu di Pattani, bahkan kami dianggap sebagai penjahat dan pengkhianat yang mengkhianati bangsa sendiri,” tandas Syarif kepada sumberpost.com.

Diskusi PMIPTI dan IKAMAS berlangsung di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry, pada Minggu (03/01/2016). Pertemuan itu dilakukan untuk membangun silaturrahmi antar komunitas mahasiswa di kedua daerah tersebut.

Untuk diketahui, Pattani pernah berdaulat pada masanya, kemudian pada tahun 1785 dijajah oleh Siam (Thailand sekarang). Pattani Melayu jatuh kedalam kekuasaan Thailand secara resmi pada tahun 1902.

Syarif menyatakan, di Thailand mereka dipaksa untuk belajar dengan bahasa Thailand (bahasa Siam). “Kami di Pattani berbicara bahasa Melayu, dan saat belajar di sekolah kami dipaksa untuk menggunakan bahasa Thailand.”

Seperti dilansir www.voa-islam.com, beberapa musibah yang menimpa umat Islam Pattani yang ditimbulkan oleh penjajah Siam, diantaranya ialah nama Melayu dihapuskan dan diganti dengan nama Muslim Thai, agama Islam tidak diberi kebebasan kepada warga Melayu untuk menjalankannnya, dan membunuh warga Melayu muslim dengan tidak melalui proses pengadilan. []

Khayatul Wardani