Mahasiswa di Banda Aceh Nonton Film Tentang Korupsi

Sumberpost.com | Banda Aceh – Pemutaran film mengenai korupsi di Aneuk Kupi, Banda Aceh, pada Rabu (13/4/2016) malam, diikuti puluhan mahasiswa di Banda Aceh. Pemutaran film tersebut diinisiasi oleh Rumoh Transparansi Aceh dan Youth Report Center (YRC) Aceh.

Film yang diputar, berjudul Asa di Kekait Daye dan Bergerak dari Daerah. Dalam film dokumenter Asa di Kekait Daye, diperlihatkan mengenai sistem Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang membingungkan masyarakat. Sedangkan film dokumenter Bergerak dari Daerah, berkisah tentang perjuangan masyarakat yang anti korupsi.

Sebelum kedua film itu diputar, penampilan tari tradisional oleh mahasiswa Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Aceh dan Pane Band turut meriahkan acara. Hadir juga Asisten II Pemkot Banda Aceh bidang keistimewaan, ekonomi, dan pembangunan dalam acara itu.

Koordinator YRC Aceh, Crisna Akbar menyebutkan, kedua film tersebut diproduksi oleh Transparency International Indonesia. Melalui film itu, ia ingin menularkan semangat anti korupsi kepada muda-mudi di Banda Aceh.

“Saya berharap, kita semua bisa berkontribusi dalam membuat Aceh menjadi salah satu provinsi yang bisa menjadi contoh anti korupsi bagi provinsi lainnya,” ujar Crisna.

Sementara itu, Asisten II Pemkot Banda Aceh bidang keistimewaan, ekonomi, dan pembangunan, Gusmeri menyatakan, isu keterbukaan informasi sudah menjadi perjuangan masif pada masyarakat dan pemerintah.

Lanjutnya, untuk mewujudkan zero korupsi di Kota Banda Aceh, semua elemen harus peduli akan pentingnya perwujudan keterbukaan informasi publik sembari mengawasi praktek korupsi. Sedangkan Pemkot Banda Aceh akan mendukung semua kegiatan yang bersifat mencerdaskan bangsa.

“Kota Banda Aceh, memiliki komitmen keterbukaan informasi bagi seluruh warga. Dengan adanya keterbukaan informasi ini, diharapkan ada umpan balik dari masyarakat kepada pemerintah untuk turut memberi aspirasi yang membangun kota ini,” ujarnya.

Usai menonton film, diadakan diskusi terkait film anti korupsi tersebut. Pembicara dalam diskusi yaitu Rukita Widodo dari Transparency International Indonesia, Alvian dari Masyarakat Transparansi Aceh, OMBUDSMAN RI Perwakilan Aceh, dan Mawardi Ismail, akademisi. []

Abd Hadi F