Sikap Damai Palestina pada Kebakaran Israel

Akhir-akhir ini api menghaguskan beberapa rumah dan kantor di Israel, bisa dikatakan hampir seluruh wilayah Israel Tengah dan Utara terkena api, terutama Haifa, kota ketiga terbesar Israel dekat jalur Gaza, Palestina, yang berpenduduk 300.000 jiwa. Hal itu seperti diberitakan Serambi Indonesia, (27/11).

Di surat kabar dan berita di televisi, dunia melihat bagaimana api menghaguskan bagunan di Israel. Negara-negera tetangga mencoba membantu dengan mengirimkan pemadam kebakaran. Ada yang membantu dari darat maupun udara melalui pesawat pemadam. Bantuan juga datang dari Palestina yang bersebelahan dengan Israel.

Jika kita membuka sejarah, Israel selalu membantai Palestina. Siapa yang tidak tahu tentang tangisan para muslim Palestina, wanita, anak-anak, dan pemuda yang dibunuh akibat gempuran Israel ke Palestina. Tapi Palestina terus berjuang menegakan agama Allah dibalik air mata mereka, mempertahankan Masjidil Aqsa agar tetap dijadikan tempat para muslim beribadah.

Puluhan tahun Palestina menangis, anak-anak yang seharusnya belajar di bangku sekolah saat itu harus berjihad membela agama dan negaranya. Mereka tak takut dengan peluru, tak takut mati. Dengan batu ditangan, mereka membalas tembakan dari tentara Israel.

Saya berpendapat, masyarakat Palestina menyimpan dendam dan amarah pada Israel, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Kita bisa melihat warga Palestina juga turut membantu memadamkan api yang membakar Israel. Palestina telah menunjukkan sikap perdamaian. Beginilah Islam, memaafkan, saling menolong satu sama lain.

Islam cinta perdamaian. Tak seharusnya kebencian dibalas dengan kebencian, jika bukan kita yang memulai untuk memaafkan, siapa lagi? Namun, kita harus tetap siaga, umat Islam juga harus membedakan mana yang harus diperangi dan mana yang harus didamaikan.

Sebagaimana Rasulullah menyuruh kita untuk memerangi kaum kafir yang telah melampaui batas penghinaannya terhadap Islam. Tapi alangkah baiknya jika kebakaran Israel kemarin yang dibantu padamkan oleh Palestina, menghentikan perang diantara kedua belah pihak yang telah memakan banyak korban sipil demi memperebutkan tanah kekuasaan.

Allahuakbar! Wallahu A’lam Bishawab.

Penulis bernama Adli Dzil Ikram, mahasiswa Prodi Arsitektur UIN Ar-Raniry.

Foto: Dok. Sumberpost