Fandy, Mahasiswa Sekaligus Manajer Cafe yang Menginspirasi

Sumberpost.com | Medan – Mahasiswa D3 Metrologi dan Instrumentasi FMIPA yang menginspirasi. Begitulah tabalan yang cocok untuknya. Berawal dari belajar secara otodidak, mahasiswa semester XIII itu kini sudah mandiri dan menjadi Manajer sebuah Coffee Shop di Medan.

Dia adalah Fandy Ahmad seorang mahasiswa asal Rantau Prapat yang sedang menempuh pendidikannya di Universitas Sumatera Utara (USU). Di usianya yang masih cukup muda, 24 tahun, Fandy sudah mampu meringankan beban orang tua dan mandiri dalam hal keuangan.

Fandy dipercayai untuk menjadi Manajer Cafe karena keseriusannya menekuni bidang dalam membuat kopi. Selain itu, Fandy juga mendesain cafe tempat ia bekerja dengan hasil tangannya sendiri, yaitu dengan membuat kursi, meja dan rak buku secara mandiri, serta hiasan cafe lainnya yang memiliki nilai kreativitas tinggi.

Fandy juga dianggap sosok mahasiswa yang memiliki jiwa muda terhadap kepeduliannya tentang kesejahteraan masyarakat, terkhususnya para petani. Fandy mencoba meningkatkan kesejahteraan petani lokal untuk memutus mata rantai distribusi yang dikuasai tengkulak nakal.

Jiwa kreatif sudah ditanam dalam diri Fandy sejak lama, walaupun sudah menjadi Manager tidak membuat Fandy tinggi hati. Berawal dari Fandy yang belajar secara otodidak dalam menyeduh kopi, hingga akhirnya ia lihai dalam membuat kopi yang memiliki kreasi dalam kopinya tersebut.

Hingga saat ini Fandy pernah menjadi pembicara di Sumatra Youth Food Movement (SYFM) denga tema “Peran Pemuda tentang Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani” pada Maret 2018. Fandy juga menjadi Pembicara pada diskusi “Penyelesaian Konflik Agraria di Sumatera Utara” dengan Serikat Petani Indonesia (SPI).

Kegigihan dan juga kerja kerasnya membuat Fandy mendapat banyak dukungan. Hingga pada akhirnya Fandy diwadahi oleh Koperasi Serikat Petani Indonesia.

Di awal tahun 2018 ini, Fandy membuka pelatihan dan menjadi pemateri dalam kelas menyeduh kopi, bergabung di Serikat Petani Indonesia dan juga bergabung di Sumatra Youth Food Movement (SYFM).

Keterbatasan waktu antara kuliah dan usahanya tidak membuat Fandy putus asa dalam mengerjakan sesuatu yang sudah ditekuninya. Sebelum menjadi Manajer Cafe, Fandy kemana-mana membawa peralatan seduh kopi manualnya, mulai dari biji kopi yang sudah dipanggang, gilingan biji kopi, filter, timbangan, gelas dan lainnya, sebelumnya Fandy selalu menyisihkan uang jajannya utnuk membeli biji kopi.

 

Kemandirian Fandy sungguh menginspirasi banyak orang. Di usianya yang muda, Fandy mampu memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa membebani kedua orang tuanya.

Pada awalnya kedua orang tua Fandy menentang usahanya. Terutama sang ayah. Ayah Fandy ingin dirinya menyelesaikan kuliahnya dahulu. Namun Fandy yakin atas keputusannya itu, yaitu kuliah sambil membangun usahanya.

Kini orang tuanya mendukung usaha tersebut karena kerja keras dan sifat pantang menyerah dari seorang Fandy. Orang tua Fandy justru menyuruh Fandy untuk membuka Cafe sendiri di kampung halaman dengan bantuan biaya dari orang tuanya. Fandy menolak hal tersebut karena baginya usaha yang saat ini sangatlah berharga untuknya.

“Usaha yang kami bangun dan kami jalankan bersama rekan-rekanya sangatlah berharga,” ungkap Fandy melalui rilis yang diterima, Minggu (27/5/2018). [rel/ron]